Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/10/13 |
|
Kamis, 13 Oktober 2011
|
|
Judul: Kasih yang menerima Jika membaca ayat 13 terlepas dari konteksnya kita akan mengira ini adalah kisah asmara romantis sejoli, Hosea dan Gomer. Pemahaman ini keliru. Yang terjadi adalah penyangkalan diri Hosea demi keutuhan pernikahannya dengan Gomer. Walau Gomer telah berkhianat, Hosea tetap menerimanya apa adanya. Bahkan Hosea mau kembali berbagi hidup demi kelimpahan pernikahan tersebut (14). Hosea mengambil inisiatif membangun relasi suami istri yang telah dirusak oleh perzinaan bahkan melampaui dari sekadar mempertahankan apa yang sudah ada di atas kertas (surat nikah), melainkan kembali menyatukan dirinya dengan Gomer menjadi satu daging (bnd. Kej. 2:24). Kita belajar bahwa Tuhan rindu agar hubungan yang fungsional itu, di mana Hosea dan Gomer memang masih pasutri yang sah secara hukum, menjadi personal, Hosea dan Gomer saling mengasihi (15). Tuhan demi kasih-Nya kepada Israel bersedia mengulang seluruh proses pernikahan yang ideal dengan membayar mahar yang sangat mahal (18-19) agar seluruh hidup kembali kepada tatanan yang sepatutnya, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan dipulihkan. Kita dulu adalah Gomer, atau sekarang masih seperti dia? Tuhan dengan api cinta-Nya yang membara-bara terus mengejar kita, rindu agar kita menjadi kekasih-Nya. Apakah kita tetap memilih melacurkan diri? Sampai kapan kita mau terus lari? Ada hubungan yang begitu intim dan mesra yang Tuhan telah siapkan bagi kita. Mari kita dengarkan Dia dan terima cinta-Nya dalam hidup kita. Tak ada yang lain yang mencintai kita seperti Dia. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |