Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/10/13 |
|
Minggu, 13 Oktober 2019 (Minggu ke-18 sesudah Pentakosta)
|
|
Integritas diuji salah satunya lewat cara kita menggunakan uang yang Tuhan percayakan. Ia memanggil kita agar setia dalam perkara kecil. Kalau lulus, Ia akan memercayakan kita perkara yang besar. Inilah yang ingin Yesus sampaikan. Secara khusus, Ia mengutarakannya kepada orang-orang Farisi. Sebab, mereka lebih mengutamakan uang daripada Tuhan (14). Yesus ingin menyadarkan mereka bahwa mengumpulkan harta di surga jauh lebih berharga daripada harta di dunia. Mereka harus memilih antara mengasihi Allah atau mengasihi Mamon. Mereka tidak bisa memilih keduanya sebab orang tidak bisa mengabdi kepada dua tuan. Ketika memilih mengasihi Allah, artinya mereka harus menomorduakan harta. Dengan begitu, mereka akan hidup dan bisa menikmati kekayaan surgawi. Sebaliknya, jika memilih uang dan dunia ini, mereka akan berakhir pada kebinasaan. Namun sayangnya bukannya bertobat, mereka malah merasa diri benar dan mencemooh Yesus (15). Bagaimana dengan kehidupan kita hari ini? Adakah kita lebih mencintai uang daripada Allah? Jika masih sering khawatir dan mengeluh soal uang, kemungkinan kita masih menempatkan uang lebih utama daripada Allah. Indikasi lainnya adalah dari penggunaan waktu, pikiran, dan tenaga. Jika tiga hal ini diprioritaskan mencari uang, maka uang adalah tuan kita yang sejati. Sikap lebih mengasihi Mamon juga terlihat ketika kita sulit memberi, namun berani berutang hanya demi memenuhi keinginan. Hati-hati dengan uang, ia memang berguna, tetapi juga dapat mengendalikan kita. Uang memang menjanjikan kenikmatan hidup. Namun, faktanya, uang tidak dapat membeli kesehatan, kebahagiaan, dan hidup kekal. Oleh karena itu, kita jangan meletakkan rasa aman pada uang. Tuhan adalah satu-satunya tuan dalam hidup kita. Dengan ini, kita akan menerima damai sejahtera dan rasa aman sejati yang bernilai kekal. Doa: Tuhan, tolong kami agar lebih mencintai-Mu daripada apa pun di dunia ini, termasuk harta. [ST]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |