Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/10/16 |
|
Selasa, 16 Oktober 2012
|
|
Judul: Di balik penghukuman: kasih Tuhan Saat Yesaya menulis, Mesir ada di bawah kekuasaan raja-raja berkebangsaan Etiopia. Saat itu Mesir mengirim duta-duta mereka untuk mengajak bangsa Yehuda bergabung dalam koalisi melawan Asyur, yakni koalisi antara Israel dan Siro-Fenisia yang telah berhasil mengajak Mesir, dan kemudian Mesir mengajak bangsa-bangsa sekitarnya. Namun, Yehuda menolak gagasan tersebut dan nabi Yesaya mengusir duta-duta mereka. Dalam ucapan Ilahi ini diberitakan bahwa Asyur akan menyerang dan menaklukkan negara-negara koalisi ini. Sama seperti perikop sebelumnya, ucapan Ilahi ini berisi penghukuman Tuhan. Walau mengenai penghukuman Tuhan, tetapi inti utama perikop ini tertulis pada ayat 7, bahwa setelah bangsa Asyur dihukum oleh Tuhan maka bangsa Etiopia akan bertobat dengan berziarah ke "tempat nama Tuhan semesta alam, yaitu gunung Sion". Mereka akan mempersembahkan kurban kepada Tuhan semesta alam. Meski mereka adalah bangsa asing dan bukan bangsa Israel, tetapi mereka layak untuk datang kepada Tuhan karena Dialah pemilik semesta alam dan pemilik bangsa-bangsa di dunia ini. Tuhan bukanlah milik Israel secara eksklusif, Ia juga milik semua bangsa. Maka di balik penghukuman itu, sesungguhnya ada kasih Tuhan. Maka berita bahwa Tuhan mengasihi semua bangsa adalah berita yang harus kita siarkan bersama. Nyatakan juga bahwa yang bertobat akan diampuni dan diluputkan dari penghukuman kekal. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |