Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/10/17 |
|
Selasa, 17 Oktober 2006
|
|
Judul: Khianat yang laknat Penjahat yang paling keji adalah dia yang dari luar kelihatan alim, ternyata penuh tipu muslihat. Bahkan orang terdekat pun terkecoh. Misalnya, suami yang kelihatan mesra pada istrinya, ternyata sudah punya wanita simpanan bahkan sampai punya anak pula. Dalam catatan sejarah kerajaan terpecah, yakni Israel dan Yehuda, Israel selalu dikomentari negatif karena tidak satu pun rajanya yang setia pada Tuhan. Berbeda dengan Yehuda. Raja-raja keturunan Daud relatif lebih baik. Bahkan tercatat di 2Raj. ps. 22-23, Raja Yosia mengadakan reformasi keagamaan di Yehuda dan Yerusalem. Namun firman Tuhan yang datang pada Yeremia untuk disampaikan kepada Yehuda sungguh mengejutkan. Tuhan menuding bahwa baik Israel maupun Yehuda, keduanya telah berkhianat kepada-Nya dengan berzina rohani. Israel memilih dewa dewi kafir sebagai ganti ibadah kepada Tuhan. Sebagai hukuman, Tuhan menghancurkan Israel dengan memakai pasukan Asyur (Yer. 3:8a; lih. 2Raj. 17:1-18, 20-41). Melihat itu, Yehuda bukannya gentar dan berduka akan kebejatan Israel yang mengakibatkan hukuman dahsyat, Yehuda malah ikut menyeleweng diam-diam (Yer. 3:8b-10, lih. 2Raj. 17:19). Di mata Tuhan, Israel terlihat jadinya lebih baik daripada Yehuda yang menohok dari belakang. Pengkhianatan Israel sudah menyedihkan Tuhan, namun terlebih perih hati Sang Suami karena istri tercinta-Nya "main belakang" dengan pria lain. Bagaimana mungkin kita mengharapkan pengampunan Tuhan bila dengan sengaja mengkhianati Dia, dan terus munafik? (Yer. 3:5). Sungguh sikap yang keterlaluan. Namun kasih-Nya memang luar biasa. Khianat laknat kita ditanggung Kristus di salib, sehingga kasih pengampunan Bapa dapat kita nikmati. Respons yang patut kita tunjukkan adalah rasa bersalah dan malu di hadapan Allah dan bertobat. Doaku: Tuhan, sama seperti Yehuda aku tidak layak mendapatkan pengampunan. Hanya karena darah Kristus, aku sekarang jadi anak-Mu. Terima kasih untuk kemurahan-Mu.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |