Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/10/17 |
|
Kamis, 17 Oktober 2019 (Minggu ke-18 sesudah Pentakosta)
|
|
Rasa rindu adalah perasaan yang sangat alami dan wajar. Rindu terjadi karena perasaan cinta yang besar, namun tidak bisa terpuaskan karena terbatas oleh ruang dan waktu. Perasaan rindu ini tidak hanya ditujukan kepada sesama manusia. Kerinduan juga bisa kita tujukan kepada Tuhan, tempat, peristiwa, suasana, hewan, dan benda-benda tertentu. Pemazmur mengungkapkan kerinduannya kepada Allah. Kerinduan itu dilukiskan seperti rusa yang haus merindukan sungai yang berair (2-3). Tampaknya, pemazmur berada pada situasi yang tidak memungkinkan baginya beribadah kepada Allah. Ia berada di tempat yang jauh, yaitu di tempat di mana orang tidak mengenal Tuhan (42:7, 43:2). Orang-orang di situ mencela kepercayaannya kepada Allah (42:4, 10-11, 43:1-2). Dalam kerinduan, ia teringat perannya dahulu sebagai pemimpin umat dalam menyanyikan pujian kepada-Nya (42:5). Untuk menguatkan hati, pemazmur menyerukan kepada dirinya sendiri untuk berharap dan bersyukur kepada-Nya (42:2, 6, 43:5). Ia berharap bahwa Allah akan membawanya kembali pulang untuk beribadah kepada-Nya (43:3-4). Pernahkah kita mengalami perasaan rindu sedemikian dalam kepada Allah? Pernahkah kita merindukan suasana beribadah bersama umat Tuhan? Rindu terkadang berubah menjadi perasaan yang berat. Namun, Allah adalah pribadi yang begitu dekat dengan kita. Jika ingin bertemu dengan-Nya, kita bisa berjumpa dengan-Nya lewat firman, doa, dan pujian kepada-Nya. Dahulu umat Israel beribadah hanya di tempat tertentu. Namun sekarang, kita menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. Artinya, tidak ada lagi yang bisa membatasi kita. Bahkan jika kita ingin merasakan persekutuan bersama umat Tuhan, gereja sudah ada di mana-mana. Walaupun waktu dan keadaan membatasi, ibadah kita kepada-Nya tak mungkin lagi terhalang. Sebab, lewat iman dan roh, kita langsung berpaut kepada Allah. Doa: Tuhan, terima kasih saat kami merindukan-Mu, di situ Engkau selalu hadir dan menyapa kami. [IT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |