Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/10/18 |
|
Sabtu 18 Oktober 2008
|
|
Judul: Pendidikan keras dari Tuhan Tuhan adalah Allah yang cemburu terhadap milik kepunyaan-Nya. Kecemburuan yang memang pada tempatnya karena Dia adalah segala-galanya bagi umat-Nya. Maka sangat wajar bila murka-Nya menyalanyala. Memang bagian ini terasa sangat mengerikan. Namun bila diperhatikan dengan saksama, merupakan pembalikan dari apa yang pernah Tuhan lakukan kepada umat-Nya ketika menolong dan mengasihi mereka saat dalam keadaan terbuang (ayat 6-14). Tuhan menelanjangi dosa-dosa Yerusalem sehingga keadaannya seperti dulu, bagai bayi yang telanjang, kotor, dan najis (ayat 37, 39). Tidak ada dosa yang tidak akan disingkapkan oleh Allah yang kudus. Dengan tersingkapnya dosa, tidak ada kebanggaan apapun yang tersisa dari manusia berdosa. Tuhan menarik kembali semua hadiah-Nya kepada sang istri yang berkhianat. Semua fasilitas, kenikmatan kudus, hak-hak istimewa dicabut (ayat 39). Demikianlah sepatutnya orang yang tidak tahu menghargai anugerah. Puncaknya hukuman dijatuhkan setara pelanggaran. Sesuai Taurat, hanya kematian yang bisa membersihkan kenajisan yang menjijikkan dari dosa perzinaan. Seperti ditegaskan juga oleh Paulus, dosa-dosa lain dilakukan di luar tubuh, tetapi perzinaan adalah dosa dengan tubuh, yang seharusnya adalah bait Allah yang kudus (1Kor. 6:18-19). Memang sungguh ngeri membayangkan keadilan Tuhan ditegakkan. Siapa dapat bertahan? Kristuslah yang menanggungnya. Bukankah Dia yang ditelanjangi, dirampas segala hak-Nya, dan puncaknya mengalami kematian? Kasih Allah ternyata melampaui murka-Nya. Beri hormat dan syukur kepada Allah di dalam Kristus!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |