Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/10/18 |
|
Kamis, 18 Oktober 2012
|
|
Judul: Memegahkan diri: akan dihina Yesaya justru menubuatkan tentang kekalahan koalisi ini terhadap Asyur. Ia menubuatkan tentang apa yang akan terjadi ketika mereka menjadi bangsa tawanan. Tuhan memerintahkan Yesaya untuk melakukan peragaan nubuat. Ia menanggalkan kain kabung dan kasutnya. Tentu saja Yesaya tidak telanjang. Dia hanya melepaskan jubah (pakaian luar) dan sandalnya saja. Tindakan melepaskan jubah dan sandal ini adalah tindakan simbolis, yang menyiratkan arti sebagai sebuah keadaan yang memalukan. Artinya keadaan bangsa Mesir dan Etiopia akan dipermalukan oleh musuh mereka, yaitu Asyur. Setelah Asdod direbut oleh panglima Asyur (otomatis Mesir-Etiopia dikalahkan juga), maka orang Mesir dan Etiopia akan digiring sebagai tawanan dan buangan dalam keadaan telanjang (hanya dengan cawat) dan tidak berkasut. Keadaan telanjang dan tidak berkasut adalah keadaan para budak yang ditawan, baik menjadi budak di Asyur atau juga dijual ke negara-negara lain. Kisah Mesir dan Etiopia yang menyombongkan diri lalu dihina direndahkan merupakan peringatan buat kita. Kadang kala kepandaian, keberhasilan, kekayaan, atau kekuatan relasi membuat kita merasa hebat dan bisa melakukan apa saja sehingga memandang rendah orang lain, bahkan Tuhan. Waspadalah, orang yang bersandar pada kekuatan diri sendiri akan jatuh. Barangsiapa meninggikan dirinya sendiri, ia akan direndahkan oleh Tuhan. Maka ingatlah bahwa hanya Tuhan yang patut ditinggikan. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |