Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/10/19 |
|
Senin, 19 Oktober 2009
|
|
Judul: Taatilah Allah Perjanjian Allah dengan Abraham menyebutkan bahwa melalui keturunan Abraham, Allah akan memberkati bangsa-bangsa. Namun belum ada orang Israel yang pernah pergi ke bangsa lain untuk menceritakan kebesaran Allah. Inilah satu-satunya kisah di PL, di mana ada orang Israel yang diperintahkan untuk pergi ke bangsa nonIsrael mewartakan panggilan pertobatan (ayat 1-2). Bagaimana reaksi Yunus? Ia memang tidak mengatakan apa pun. Ia hanya pergi ke Yafo dan dari situ ia naik kapal ke Tarsis (ayat 3), bukan ke Niniwe seperti yang diperintahkan Tuhan. Yunus menolak menaati perintah Allah. Bagi dia, orang Niniwe tidak layak menerima kasih karunia Allah. Yang patut mereka terima hanyalah murka Allah. Itulah sebabnya Yunus melarikan diri dari Allah. Yunus mungkin lupa bahwa Allah berkuasa atas alam raya ini. Jadi ke mana pun dia pergi, Allah pasti tahu. Benar saja, Allah yang berkuasa itu kemudian mengirimkan badai yang membuat laut bergelora (ayat 4). Rasa takut yang muncul karena nyawa terancam membuat awak kapal berdoa kepada allah mereka. Sementara si hamba Allah justru tidur nyenyak (ayat 5). Yunus jadi tidak peka pada apa yang sedang dilakukan Allah. Sementara orang-orang yang tidak mengenal Allah justru sadar benar bahwa bencana itu terjadi karena ada yang menyebabkan. Walaupun kemudian Yunus mengatakan bahwa ia takut akan Tuhan (ayat 9), tindakannya sama sekali tidak memperlihatkan hal itu. Jika Yunus memang takut akan Allah, ia pasti akan menaati Allah atau setidaknya berdoa ketika terjadi badai. Yunus dikenal bukan karena kesalehan, melainkan karena pemberontakannya. Dialah satu-satunya nabi yang tercatat melarikan diri dari Allah. Lalu seperti apa orang lain mengenal kita, dalam hal hubungan kita dengan Allah? Seperti Yunus, kita mungkin sering ingin menghindar dari kehendak Allah. Namun belajar dari kisah Yunus, kita melihat bahwa penting bagi kita untuk mematuhi perintah Allah dengan pemahaman bahwa Dialah yang utama dalam hidup kita.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |