Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/10/20 |
|
Senin, 20 Oktober 2014
|
|
Judul: Perjanjian Baru Untungnya Allah kita tidak seperti mereka. Ini terlihat pada perikop yang kita baca hari ini. Allah tidak memutuskan perjanjian-Nya dengan bangsa Israel sebagai akibat pemberontakan mereka. Ia malah melakukan inisiatif dengan mengganti atau memperbarui perjanjian Sinai, yang telah dilanggar oleh umat-Nya dengan suatu perjanjian yang baru. Isi perjanjian itu tetap sama, yaitu Allah tetap menjadi Allah bagi umat Israel (33b). Pembaruan itu ada pada media penulisan perjanjian. Pada perjanjian Sinai, janji Allah di tulis pada dua loh batu yang kemudian dikembangkan menjadi hukum tertulis (32), yaitu Taurat. Pada perjanjian yang baru, Allah menuliskannya langsung pada hati dan batin umat-Nya (33a). Allah mengetahui bahwa hati adalah sumber segala perbuatan dosa dan kenajisan (Mat. 15:18-19). Jika hati seseorang tidak diubahkan maka sepanjang hidupnya orang tersebut akan berkanjang dalam dosa. Ia akan melawan Allah. Perjanjian Baru itu telah digenapi melalui kelahiran, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus, serta turunnya Roh Kudus di hari Pentakosta. Allah melalui Tuhan Yesus menyapa langsung kehidupan kita dan menyucikan hidup kita dari dosa, sementara itu Roh Kudus menjaga hati kita untuk tetap setia dan mengenal Allah dengan benar. Hidup kita tidak lagi berada di bawah bayang-bayang dosa melainkan berada dalam lingkup kasih anugerah Allah. Kita dimampukan untuk taat kepada firman-Nya sehingga kita bisa menjadi umat-Nya. Marilah kita mengucapkan syukur untuk hal tersebut dan dengan konsisten melakukan firman-Nya. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |