Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/10/22 |
|
Kamis, 22 Oktober 2015
|
|
Judul: Ajaran yang Membawa "Maut" Elifas memaksakan Ayub setuju argumennya bahwa orang susah pasti berdosa. Walaupun dia bersahabat dengan Ayub, ia tak mampu merevisi pemahamannya agar sesuai data baru di hadapannya. Tuhan menciptakan manusia dengan akal budi sesuai citra-Nya. Untuk berfungsi sesuai citra Tuhan itu, kita perlu menggunakan akal budi. Apa yang terjadi dengan Elifas, Bildad, dan Zofar adalah contoh ketidakmampuan orang menggunakan akal budinya, sehingga mereka tidak bisa menjadi citra Tuhan yang baik dalam hidup mereka. Dalam sepanjang dialog yang sudah kita baca beberapa hari belakangan ini, kita melihat sebuah konsekuensi fatal gaya hidup orang-orang yang mengklaim mencintai Tuhan, ternyata tidak bijak menggunakan segenap akal budinya. Satu bahaya lain juga mengincar, yaitu: ceramah dari ketiga teman Ayub ini tidak melenceng jauh dari ajaran yang benar. Misalnya, Allah mahakuasa (3), mahatahu (13 dst.), mendengar doa (27). Tetapi penerapannya yang simplistis dengan berpikir bahwa orang sukses pasti selamat dan orang yang doanya tidak didengar Tuhan pasti punya dosa tersembunyi. Semua ajaran mereka sangat berbahaya. Karena itu, butuh kepekaan dan ketelitian untuk mengenali dan meluruskan ajaran-ajaran yang beda tipis dengan iman Kristen. Sedikit toleransi pada hal-hal yang prinsipil berakibat fatal, karena mereka melihat anugerah Allah yang menghidupkan diyakininya sebagai hukum yang mematikan. [AKI]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |