Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/10/22 |
|
Minggu, 22 Oktober 2017 (Minggu ke-20 sesudah Pentakosta)
|
|
Mazmur ini berisi doa ucapan syukur dan tekad seseorang yang mengalami pengalaman iman yang mendalam. Orang tersebut menghadapi ancaman maut (3, 8), namun Tuhan mendengarkan seruannya. Pengalaman iman yang mendalam inilah yang membuahkan pengakuan bahwa "aku mengasihi Tuhan" dan komitmen bahwa "seumur hidupku aku berseru kepada-Nya." Pengakuan ini mengawali rangkaian Mazmur yang dituliskannya. Inilah kekhasan Mazmur 116 yang tidak ada pada mazmur lainnya. Pengakuan pemazmur saat itu merupakan ungkapan yang muncul dari lubuk hatinya yang terdalam. Pada saat itu ia merasa gentar, takut dan sesak hati. Ia ditimpa oleh penderitaan yang tak terelakkan dan sempat mengalami krisis kepercayaan (10). Dalam situasi seperti itu, Pemazmur mengalami bahwa Tuhan memeliharanya seperti seorang bapak atau ibu terhadap anaknya. Tuhan meluputkan nyawanya dari penindasan dan dusta. Karena begitu besar kasih Allah kepadanya, Pemazmur menuliskan betapa "berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya" (15). Baginya, apa pun yang terjadi dalam hidupnya, bahkan maut sekalipun adalah suatu berkat asalkan Tuhan mengasihinya. Di sini kasih Tuhan menjadi penentu kualitas hidupnya. Merespons kebaikan Tuhan tersebut, Pemazmur mengucap syukur dan bersaksi di depan umat. Ia menyatakan kesediaannya untuk menjadi hamba Tuhan. Ia hendak mengabdikan hidupnya kepada Tuhan. Mazmur 116 ini pernah dinyanyikan oleh Tuhan Yesus sesudah Perjamuan Paskah. Melalui nyanyian tersebut, Yesus ingin menyatakan kesiapan-Nya untuk menerima cawan murka Allah di kayu salib demi menanggung dosa seluruh manusia. Sepatutnya kita bersyukur atas keteladanan Kristus. Dalam diri-Nya, kita melihat kekuatan iman dan kesetiaan kepada Allah. Marilah kita berdoa agar Allah memampukan kita untuk taat dan setia kepada-Nya dalam segala situasi. Sebab kita percaya bahwa Ia selalu menyertai umat-Nya. [MH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |