Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/10/22 |
|
Selasa, 22 Oktober 2024 (Minggu ke-22 sesudah Pentakosta)
|
|
Setiap orang yang melakukan perjalanan, terutama di jalan raya, pasti ingin sampai tujuan dengan selamat, bukan? Demi keselamatan bersama, para pengguna jalan wajib menaati rambu-rambu lalu lintas. Sebagai umat pilihan Allah, Israel harus memiliki kehidupan yang berbeda dari bangsa lain. Allah menuntut Israel harus memiliki ketaatan. Oleh karena itu, ketetapan-ketetapan Allah harus dilakukan supaya mereka dapat menikmati segala janji anugerah Allah bagi mereka. Allah akan membawa orang Israel keluar dari Mesir. Lalu, orang Israel memperingati Paskah sebagai perayaan akan Allah yang melepaskan mereka dari bangsa Mesir (lih. Kel. 12:14). Dalam pelaksanaan Paskah, ada ketentuan lanjutan bahwa orang-orang berikut ini tidak boleh makan domba Paskah, yaitu keturunan asing, warga asing, buruh upahan, dan orang-orang yang tidak bersunat (43-45). Adapun yang boleh makan domba Paskah adalah orang Israel, orang asing yang menetap dan mau merayakan Paskah serta telah disunat (47-48). Makan domba Paskah pun harus dilakukan dalam rumah. Daging domba Paskah sedikit pun tidak boleh dibawa keluar dari rumah, bahkan tulang-tulangnya tidak boleh dipatahkan (46). Musa, Harun, serta seluruh orang Israel melakukan perintah itu (50-51). Allah memberi ketetapan-ketetapan kepada bangsa Israel supaya mereka mengingat bahwa Allah yang membawa mereka keluar dari Mesir adalah Allah yang kudus dan yang memedulikan ratapan tiap umat yang memohon kepada-Nya. Belajar dari hal itu, menjadi umat yang menaati perintah Allah akan membuat kita menikmati perlindungan dan berkat Allah dalam hidup kita. Sebagaimana Israel menikmati karya keselamatan dari Allah ketika Allah membawa mereka keluar dari tanah perbudakan, kita pun telah menikmati karya penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Hari kemenangan Tuhan Yesus atas kuasa maut kita kenal sebagai Paskah dalam Perjanjian Baru. Jadi, menjadi umat yang taat, setia beribadah, dan melakukan kehendak Tuhan adalah cara terbaik mengucap syukur. [ANM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |