Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/10/24 |
|
Minggu, 24 Oktober 2010
|
|
Judul: "Berikan aku hikmat" Tak mudah memahami pikiran Salomo saat itu, tetapi rupanya ia tahu apa yang ia butuhkan sebagai pemimpin Israel. Bagi Salomo, hikmat dan kebijaksanaan jauh lebih penting dibanding harta benda yang melimpah atau sesuatu yang dapat melanggengkan kekuasaannya. Mengapa demikian? Karena Salomo punya cara pandang yang berbeda tentang perannya sebagai raja. Posisi sebagai raja adalah peran yang dipercayakan Tuhan agar dia mengupayakan kesejahteraan rakyat (10). Ia sadar bahwa sebagai raja, ia punya tanggung jawab besar untuk memimpin umat Allah, Israel (8-10). Dan permintaannya itu tepat. Ia bukan hanya dikaruniai hikmat dan kebijaksanaan, juga kekayaan, harta benda, dan kemuliaan yang belum pernah ada pada raja-raja sebelumnya dan tak akan ada pada raja-raja sesudahnya (12). Harus diakui bahwa kecenderungan orang bila menduduki posisi atau jabatan penting adalah ingin mempertahankan apa yang telah ia capai selama mungkin. Sebab itu tidak jarang seorang pemimpin melakukan segala sesuatu hanya untuk mempertahankan kekuasaannya. Ini bukanlah sikap seorang pemimpin yang diperkenan Tuhan. Posisi atau jabatan pemimpin adalah pemberian Allah. Apabila Tuhan mempercayakan jabatan sebagai pemimpin, hendaknya kita mengingat bahwa kesempatan itu berasal dari Tuhan. Sebab itu kita harus memimpin orang-orang yang dipercayakan kepada kita supaya mereka mengalami kesejahteraan dan hidup dekat pada Tuhan. Oleh karena itu, jika kita diberi kesempatan untuk memohon sesuatu kepada Tuhan, mintalah: "Ya, Tuhan berikan aku hikmat-Mu...".
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |