Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/10/24 |
|
Kamis, 24 Oktober 2019 (Minggu ke-19 sesudah Pentakosta)
|
|
Sering kali, kita merasa cukup baik kalau sudah rajin beribadah kepada Tuhan. Seolah, urusan kita dengan Tuhan hanya sebatas ritual belaka. Kemudian, kita beranggapan bahwa kehidupan sehari-hari adalah urusan kita semata; Tuhan tidak boleh ikut campur. Maka tidak heran bila di Indonesia tempat ibadah penuh sesak, namun ketidakadilan tetap marak. Kita hampir tidak melihat hubungan yang positif antara ketekunan menjalankan aktivitas agama dan perubahan perilaku sehari-hari. Maka baiklah bila kita mendengar refleksi penulis mazmur dalam nas kali ini. Ia menggambarkan Allah sebagai Sang Pencipta yang memanggil umat-Nya untuk mendengarkan titah-Nya (1-6). Allah mengingatkan bahwa yang terpenting dari segala kurban persembahan adalah motivasi yang mendasarinya. Bangsa Israel berusaha mencari kurban yang terbaik. Mereka percaya kualitas kurban atau ibadah yang dilakukan adalah sogokan agar Allah berbuat sesuatu. Padahal, bagi Allah yang terpenting adalah rasa syukur atas pemeliharaan-Nya. Inilah seharusnya yang tercermin melalui ritual-ritual tersebut (14). Rasa syukur, yang mendasari ibadah orang percaya, harus tercermin pula dalam perilaku hidup sehari-hari. Allah mengkritik orang-orang fasik. Mereka rajin berkurban dan fasih akan ketetapan, hukum, dan peraturan dari Allah. Namun di sisi lain, mereka melakukan hal-hal yang mendukakan hati Tuhan (16-21). Orang-orang itu mengira bahwa mereka dapat menipu Allah, sebagaimana mereka menipu sesamanya lewat tampilan luar dengan jubah kegiatan agama. Pada akhirnya, kebaikan-kebaikan Allah seharusnya menuntun kita untuk mewartakan kebaikan-Nya dalam hidup sehari-hari. Artinya, ibadah tidak berakhir di hari Minggu, tetapi juga berlanjut di hari-hari selanjutnya. Setiap hari, praktik hidup kita harus sama. Jika hari Minggu kita hidup jujur, pada hari yang lain pun kita mesti berlaku serupa. Doa: Tuhan, mampukan kami untuk beribadah kepada-Mu setiap saat terutama melalui perilaku kami sehari-hari. [WN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |