Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/10/25 |
|
Minggu, 25 Oktober 2009
|
|
Judul: Layakkah engkau marah? Sebagai seorang hamba Tuhan, Yunus tampaknya hanya mementingkan kesenangan diri semata, bukan mengutamakan kehendak dan rencana Tuhan. Yunus merasa lebih senang jika Tuhan menghancurkan Niniwe dan malah marah-marah ketika Tuhan menyelamatkan mereka, oleh karena pertobatan mereka. Hamba Tuhan macam apa Yunus ini? Akan tetapi, Tuhan tidak mengabaikan Yunus. Ia masih ingin mengajar Yunus agar memahami maksud-Nya. Maka waktu Yunus pergi ke luar kota dan berdiam di suatu tempat, Tuhan menumbuhkan sebatang pohon jarak yang dapat menaungi Yunus pada saat hari panas (ayat 5-6). Yunus sangat menyukai pohon itu. Namun pohon itu kemudian meranggas sampai layu karena adanya seekor ulat penggerek (ayat 7). Yunus, yang rupanya sudah menyayangi pohon ini, jadi kehilangan selera hidup juga. Ia merasa lebih baik mati (ayat 8-9). Perasaan ini juga pernah ada ketika ia tahu bahwa orang Niniwe diselamatkan Tuhan (Yun. 4:3). Perasaan yang kemudian dipertanyakan Tuhan. Jika Yunus menyayangkan kematian sebatang pohon yang tidak dia tanam, maka bukankah seharusnya Yunus memahami juga kasih sayang Allah pada manusia yang sudah Dia ciptakan (ayat 10-11)? Seharusnyalah Yunus memahami belas kasihan Allah atas orang Niniwe sehingga Ia begitu ingin menyelamatkan mereka. Kisah Yunus memperlihatkan kepada kita seorang hamba Tuhan yang hatinya tidak tersentuh oleh hasrat hati Allah untuk menyelamatkan orang-orang yang terhilang. Bagai-mana dengan kita sendiri? Apakah kita lebih tertarik pada kenyamanan dan kesenangan diri daripada melihat kebutuhan begitu banyak jiwa yang terhilang karena tidak mengenal Kristus, Tuhan kita? Lihatlah dunia melalui mata Allah. Mintalah Allah menyegarkan penglihatan Anda akan mereka, melampaui kekecewaan, yang mungkin pernah Anda alami, terhadap orang-orang yang Anda layani. Dan mintalah Allah mengalirkan dan memenuhi Anda dengan kasih dan belas kasihan-Nya kepada manusia.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |