Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/10/25 |
|
Rabu, 25 Oktober 2017 (Minggu ke-20 sesudah Pentakosta)
|
|
Bertunas adalah tanda dimulainya kehidupan yang baru. Nubuat Yesaya menunjukkan bahwa umat yang ada saat ini akan dilenyapkan. Namun tidak semua akan binasa, sebab akan ada yang disisakan oleh Tuhan (3). Kaum sisa inilah yang disebut tunas (2). Kehadiran tunas ini akan diikuti oleh berbagai tanda sebagaimana yang dialami umat Israel dalam perjalanan keluar dari Mesir, yaitu segumpal awan di siang hari dan dan segumpal asap terang di malam hari (5). Nubuat Yesaya tidak hanya menunjuk pada kehancuran Israel, namun juga pengharapan hadirnya Israel baru yang akan membangun kembali bangsanya. Tunas baru ini akan bekerja keras membawa kepermaian dan kemuliaan Israel kembali (2). Jadi, tunas ini merujuk pada sekelompok orang yang tersisa dari Israel. Tunas inilah yang akan membersihkan kotoran yang ada di kota kudus Yerusalem yang berdiri di atas bukit Sion (4). Adalah sebuah hal yang berlawanan ketika hal yang kudus menjadi kotor. Untuk mengembalikan hakikat kekudusan, kekotoran kota harus dibersihkan. Kotornya kota kudus disebabkan ketidakmampuan umat Allah dalam menjaga kekudusan hidupnya. Tugas penyucian ini akan diawali dengan membersihkan umat Allah. Kaum sisa itu yang akan membuat Israel baru menjadi besar dan indah. Israel baru ini akan berdiri dengan aman dan tenteram jika senantiasa berada dalam perlindungan Tuhan. Dalam Perjanjian Lama, tunas dipahami sebagai kaum sisa Israel yang masih menjaga kemurnian dan kesetiaan kepada Allah, sedangkan dalam Perjanjian Baru pengertian tunas mengacu kepada pribadi Yesus. Karena Yesus dipercaya sebagai pemenuhan nubuatan para nabi. Hanya Dia yang mampu membersihkan segala kekotoran dan kenajisan manusia di hadapan Allah. Melalui karya-Nya di kayu salib, Yesus telah membentuk gereja-Nya. Persoalannya adalah jika tunas telah tumbuh dan berkembang menjadi komunitas orang percaya, yaitu gereja yang am dan kudus, apakah gereja akan mengikuti pola yang keliru seperti bangsa Israel? Semoga saja tidak! [ASP]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |