Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/10/25 |
|
Jumat, 25 Oktober 2019 (Minggu ke-19 sesudah Pentakosta)
|
|
Semua manusia adalah makhluk berdosa dan tak luput dari kesalahan. Respons terhadap kesalahan inilah yang membedakan kita. Ada orang-orang yang mau mengakui dosanya. Mereka bergegas meminta ampun kepada Tuhan atas kesalahan yang telah dilakukan. Sebaliknya, ada juga orang yang tidak bersikap demikian. Mereka seperti tidak sadar akan perbuatan dosanya. Hal ini yang membuat perjalanan iman seseorang selalu berlika-liku, penuh tantangan, dan tidak pernah sama. Bacaan saat ini merupakan doa dan refleksi iman Daud. Ia begitu menyesali dosanya dan memohon pengampunan kepada Allah. Secara khusus, doa penyesalan dosa ini terkait penyesalan Daud yang merampas Batsyeba, istri Uria. Penyesalan dan pengampunan selalu diawali dengan pengakuan. Sebuah pengakuan yang didasarkan oleh kesadaran betapa rapuh diri yang penuh dosa ini (5). Dosa bagaikan belenggu yang menawan dan menjerat hidup manusia. Akibat dosa ialah rusaknya relasi dengan sesama dan Tuhan. Daud sadar betul bahwa untuk memulihkan relasi itu, Tuhan perlu campur tangan. Berulang kali ia memohon pengampunan dan campur tangan Allah (10-12). Daud yakin bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya. Sebab, Tuhan adalah pribadi yang penuh kasih terhadap umat-Nya. Ia akan mengasihani umat-Nya dan dalam rahmat-Nya manusia akan diberikan hidup yang baru (3). Nas ini adalah pesan bagi kita saat ini. Ia mengajak kita agar selalu menyadari dan menyatakan dosa kepada Allah. Sering kali, kita berlagak seolah-olah bisa "menyembunyikan dosa" dari Allah yang maha mengetahui segalanya. Padahal, tidak ada yang bisa bersembunyi dari dekapan kasih-Nya. Akuilah dosa kita di hadapan-Nya, maka pengampunan Allah pasti tersedia bagi kita. Sadarilah bahwa pulihnya relasi dengan Allah adalah satu-satunya yang berharga di dunia ini. Doa: Tuhan, kami memohon rahmat-Mu untuk mengampuni dosa-dosa kami. [WN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |