Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/10/26 |
|
Jumat, 26 Oktober 2007
|
|
Judul: Jangan jadi orang bebal Betapa berharganya hidup yang tenteram dan damai. Jiwa yang tenang lebih berharga daripada kekayaan, tetapi selalu berada dalam kegelisahan. Hikmat tidak hanya dimiliki oleh orang yang memiliki status sosial terhormat. Orang yang sederhana pun bisa memiliki hikmat. Hikmat akan memampukan orang untuk `naik kelas\' sehingga ia bisa berada dalam posisi memimpin orang yang status sosialnya lebih tinggi, tetapi tidak berhikmat (2). Orang yang berhikmat menyadari bahwa Tuhanlah yang mengenal manusia sedalam-dalamnya (3), karena Dialah yang menguji hati manusia. Proses pengujian itu bagaikan panasnya api peleburan yang dipakai untuk memurnikan logam mulia. Sangat panas dan menyakitkan! Akan tetapi, pengujian itu diperlukan untuk memurnikan dan menyempurnakan iman dan karakter seseorang (band. 1Ptr. 1:7). Karakter buruk dapat ditandai dari kesukaan orang akan hal-hal yang buruk (4), dan juga dari perkataannya (7). Orang seperti itu sering bertindak salah dan bisa bergembira atas hal yang salah (5). Ia juga mengharapkan keuntungan dari tindakan yang salah, misalnya memberikan suap (8). Berbeda dengan orang berhikmat, ia tidak menutupi pelanggaran dengan menggunakan suap. Ia menutupi kesalahan orang lain dengan mengampuninya (9). Ini tidak mudah, sebab orang biasanya tergoda untuk membuka aib orang lain. Terutama bila dalam keadaan marah! Salah satu cara untuk menghindari kemarahan orang adalah dengan menghargai teguran. Orang bebal akan merasa sakit hati bila dinasihati. Memang kebebalan biasanya disertai kecongkakan (10). Tentu tak enak bila berjumpa orang bebal (12). Terlebih orang bebal tidak menghargai kebaikan. Bukan tak mungkin ia membalas kebaikan dengan kejahatan (13). Lebih celaka lagi bila kita yang menjadi orang bebal. Bukan hanya karena kita akan dijauhi orang lain, tetapi juga kita sudah hidup tidak berkenan di hadapan Allah! Karena itu berusahalah untuk hidup sesuai dengan firman-Nya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |