Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/10/27 |
|
Jumat, 27 Oktober 2017 (Minggu ke-20 sesudah Pentakosta)
|
|
Kali ini Nabi Yesaya memberikan peringatan keras kepada umat Allah. Ungkapan itu tampak pada penggunaan kata "celakalah" sebanyak enam kali (8, 11, 18, 20, 21, 22). Jika peringatan keras itu tak didengarkan, maka hukuman Allah menanti, yaitu murka Allah yang menyala-nyala. Murka itu diekspresikan dengan kiasan "tangan teracung dan gunung bergetar (25)." Cara Allah menghukum adalah dengan memanggil bangsa yang jauh untuk melumat Israel (26). Peringatan yang disampaikan Yesaya menunjukkan betapa bobroknya kehidupan umat Allah pada masa itu. Celaka yang pertama terkait dengan penindasan sosial. Para pemimpin hidup demi kepentingan sendiri. Mereka merampas harta benda rakyat. Celaka yang kedua membongkar kehidupan berpesta pora dan disertai kemabukan. Hidup yang dijalani umat jauh dari kepedulian sosial. Mereka dirasuki oleh kenikmatan diri. Kekudusan Tuhan tak lagi penting buat mereka. Celaka yang ketiga menunjukkan bahwa berdusta sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Dusta tidak lagi dianggap sebagai dosa, melainkan pembenaran diri. Hati nurani mereka telah mati sehingga tidak ada lagi perasaan bersalah ketika orang berdusta. Celaka yang keempat memutarbalikkan kebenaran. Adalah biasa bagi mereka membolak-balikkan ketidakbenaran menjadi kebenaran dan sebaliknya. Kepandaian beretorika dan berargumentasi membuat yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar. Celaka yang kelima menganggap diri bijak. Mereka salah menilai diri. Dengan kesombongan mereka merasa diri lebih bijaksana dan cerdas ketimbang yang lain. Celaka keenam memperlihatkan perlombaan untuk menonjolkan kemampuan buruk. Semakin buruk tingkah laku seseorang, semakin ia menjadi bangga. Tidak ada satu pun perbuatan dan sikap hidup mereka yang diperkenan oleh Allah. Tuhan tidak pernah menghukum seseorang tanpa alasan. Ia terlebih dahulu memberikan peringatan. Apabila teguran-Nya diabaikan, maka hukuman-Nya pun akan menimpa hidup kita. [ASP]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |