Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/10/28 |
|
Sabtu, 28 Oktober 2017 (Minggu ke-20 sesudah Pentakosta)
|
|
Cara Tuhan mengutus Yesaya digambarkan dengan luar biasa. Dalam penglihatannya, Yesaya melihat Tuhan! (1) dan para Serafim yang berseru tentang kekudusan-Nya (3). Penglihatan itu menggetarkan hati Yesaya. Dengan penuh ketakutan ia berseru, "Celakalah aku!" (4). Sebab Yesaya menyadari bahwa dirinya berdosa dan tidak layak di hadapan Tuhan. Namun, Tuhan sendiri yang berkenan melayakkan hamba-Nya (7). Yesaya pun diutus menjadi nabi di tengah-tengah bangsa yang keras hati (8). Berjumpa dengan Tuhan adalah hal yang sangat istimewa. Namun tidak semua orang dapat bertatap muka dengan Tuhan. Musa sendiri hanya diperkenankan melihat punggung Tuhan (lih. Kel. 33:20). Di satu sisi, ada perasaan gembira saat Yesaya melihat Tuhan, namun di sisi lain ada perasaan yang mencekam dan menakutkan yang dialami oleh Yesaya. Ditambah lagi ada seruan yang menggetarkan dari para Serafim tentang hakikat Tuhan yang kudus. Dengan perasaan takut dan gentar Yesaya mengakui bahwa dirinya tidak pantas berada di hadapan Tuhan. Yesaya pun mengakui bahwa dirinya hidup di tengah lingkungan yang najis bibir dan ia pun tertular oleh kenajisan itu. Tuhan tahu kondisi Yesaya dan Ia tidak mempersoalkan hal itu. Dengan cara yang ajaib, Tuhan menghapus kesalahannya dan mengampuni hamba-Nya (7). Kini, Yesaya diminta untuk menjadi utusan Tuhan. Dengan kemantapan hati Yesaya menyerahkan dirinya pada misi Tuhan (8). Ia menyatakan kesiapannya untuk menjadi penyambung lidah Tuhan untuk menyatakan penghukuman bagi bangsanya. Namun, Yesaya bertanya sampai berapa lama berita penghukuman itu akan disampaikan? (11a). Jawaban Tuhan tegas, yakni sampai seluruh wilayah Israel menjadi sunyi sepi (11b). Setelah itu barulah tumbuh tunas yang kudus (13). Dalam hal melayani, Tuhan tidak mencari orang saleh dan benar untuk mewujudkan kehendak-Nya di dunia. Yang dibutuhkan oleh Tuhan adalah orang yang mau diubahkan oleh Firman-Nya. Bagaimana dengan kita? [ASP] Baca Gali Alkitab 9 Cara Tuhan memanggil dan mengutus seseorang untuk menjalankan misi-Nya berbeda-beda. Ada yang dipanggil dengan cara yang biasa saja, namun ada pula yang dipanggil dengan pengalaman yang spektakuler. Terlepas dari semuanya itu, yang terpenting bagi Tuhan adalah respons dan sikap hati yang seperti apa saat Ia membutuhkan kita. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |