Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/10/28 |
|
Rabu, 28 Oktober 2020 (Minggu ke-21 sesudah Pentakosta)
|
|
Bangsa Moab tahu bahwa penderitaan yang mereka alami disebabkan oleh kelalaian mereka mengakui kekuasaan dan kebenaran Allah. Namun, penderitaan ini belum cukup membuat mereka sadar. Apa yang membuat Moab mempertahankan keangkuhan dan bualannya sehingga mereka tidak mau mengikuti nasihat Yesaya? Semua yang mereka miliki bukan pemberian dewa-dewi sembahan mereka. Sikap Moab membuat Yesaya kehilangan harapan. Niat untuk memulihkan mereka tidak diindahkan. Mereka tidak mau dipulihkan. Akhirnya, Allah membiarkan Moab sedih, meratap, dan hancur. Tanah subur Moab yang ditumbuhi anggur terbaik menjadi tandus seketika karena serangan membabi buta bangsa Asyur (7-11). Celakanya, dalam keadaan demikian pun mereka tidak datang kepada Allah dan bertobat! Mereka tetap berharap kepada dewa-dewi mereka. Padahal dewa-dewi itu adalah wujud khayalan dan buatan manusia. Hanya Allah Israel satu-satunya Allah sejati yang berkuasa menggenapi firman-Nya. Allah pun mengutuk dan menjanjikan kehancuran Moab karena mereka makin sombong dan kejam terhadap umat-Nya. Ia tidak pernah menarik kembali firman-Nya. Tidak ada apa pun yang dapat membatalkan rencana Allah (13-14). Seharusnya Moab segera sadar, bertobat, dan berseru memohon belas kasihan-Nya. Di sini kita belajar dari peringatan Allah dan pertobatan manusia. Allah murka terhadap keangkuhan manusia. Allah ingin manusia tidak menduakan-Nya, apalagi mengabaikan kebenaran-Nya. Jangan berlaku seperti Moab yang akhirnya mengalami kehancuran karena melalaikan perintah dan kebenaran Allah Israel. Jika kita melihat kehidupan kita, dari pribadi, keluarga, sampai pekerjaan, silakan mengecek manakah yang berasal dari kemampuan diri, dan manakah yang merupakan anugerah Allah? Apa yang bisa kita sombongkan jika semua yang kita miliki adalah bentuk dari kebaikan Tuhan? Kesuksesan dan kebahagiaan adalah bagian dari berkat Allah, bukan semata-mata hasil usaha kita. [RTS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |