Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/10/29 |
|
Kamis, 29 Oktober 2009
|
|
Judul: Bersyukur untuk keadilan Allah Ingat kisah janda miskin yang mengadukan perkaranya kepada hakim yang lalim di Luk. 18:1-8? Seringkali kita seperti janda tersebut, mengharapkan keadilan yang tak kunjung datang dari hakim yang lalim. Walau kisah itu berakhir dengan dikabulkannya permohonan janda tersebut oleh si hakim lalim, kita tahu kenyataan di dunia berbicara lain. Namun jangan lupa kisah ini hendak mengarahkan kita kepada Allah Bapa yang jauh melampaui si hakim lalim. Pemazmur bersyukur karena Allah adalah Hakim yang adil, yang membela umat-Nya. Dia tidak bisa diajak main-main atau disuap untuk membengkokkan perkara. Pemazmur bersyukur bersama-sama orang-orang yang menyerukan nama Tuhan karena mereka telah mengalami perbuatan ajaib Tuhan yang membela mereka (ayat 2). Menyerukan nama Tuhan berarti berdoa, bersandar penuh kepada Dia yang Maha Kuasa dan Maha Adil. Bersama dengan mereka yang sudah mengalami pembelaan Tuhan, kita diajak untuk mengingat-ingat segala berkat yang sudah pernah Ia turunkan atas kita. Ingat nyanyian rohani, “Hitung berkat satu-persatu, pasti kau akan heran lihat jumlahnya!” Bagaimana keadilan Tuhan ditegakkan? Pada waktu-Nya sendiri, Tuhan akan menghakimi dunia ini. Orang fasik akan menerima ganjarannya. Tanduk-tanduk mereka akan dipatahkan. Tanduk melambangkan kekuatan; orang fasik yang segarang apa pun tidak dapat bertahan di hadapan Allah yang Maha Kuasa. Sebaliknya tanduk orang benar akan dinyatakan kebenarannya dan ditinggikan (ayat 8-9, 10-11). Berarti mereka akan menjadi saksi Tuhan akan kebenaran dan keadilan. Mengandalkan Tuhan sebagai hakim yang adil berarti memercayakan penuh hidup kita ke tangan-Nya. Dia tidak pernah keliru mengadili. Dia tidak pernah terlambat membela umat-Nya. Kalau Anda sedang ditimpa masalah karena perbuatan orang berdosa, hitung kebaikan Tuhan masa lampau. Dia yang adil akan membela perkara Anda.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |