Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/10/29 |
|
Selasa, 29 Oktober 2019 (Minggu ke-20 sesudah Pentakosta)
|
|
Tidak ada satu pun manusia yang hidup bebas dari persoalan. Selalu saja ada banyak persoalan yang merintangi kehidupan kita. Cara menyikapi sebuah persoalan menjadi suatu hal penting untuk dilatih oleh setiap orang. Mazmur 55 merupakan cara pemazmur dan juga orang-orang sezamannya dalam menghadapi sebuah persoalan. Persoalan yang dibicarakan dalam konteks perikop ini ialah ketika seseorang dikejar-kejar oleh musuh dan mara bahaya. Dalam ayat 2-9 terlihat sebuah doa memohon pertolongan. Mazmur ini malah terkesan memaksa Allah untuk bertindak. Kenapa timbul kesan demikian? Pemazmur merasakan mara bahaya yang mendekat dan mengancam hidupnya. Ia merasa tidak ada lagi yang bisa menolongnya kecuali Allah sendiri. Allah adalah sumber perlindungan dan pertolongannya. Jadi, pada dasarnya ia sama sekali tidak memaksa Allah. Justru, doa tersebut adalah simbol kebergantungan mutlak kepada Allah. Pemazmur percaya bahwa Allah akan bertindak (17). Atas keyakinan tersebut, maka manusia tidak perlu merasa khawatir. Rasa cemas dan khawatir adalah hal yang wajar. Marilah kita serahkan segala kekhawatiran kepada Allah (23). Ia akan mendengar orang yang berseru kepada-Nya. Mungkin, Tuhan mengizinkan manusia untuk merasakan pencobaan. Akan tetapi, pencobaan itu tidak selamanya hadir di hidup kita. Ia sendiri yang akan mengangkat manusia dari setiap pencobaan yang dialami. Kini, kuatkanlah diri kita masing-masing dari setiap persoalan yang mungkin sedang dihadapi. Marilah kita berserulah kepada Allah dan mintalah pertolongan dari-Nya. Sebab, hanya Dialah satu-satunya sumber pertolongan kita. Kita tidak usah khawatir karena itu tidak memberikan solusi bagi persoalan. Kekhawatiran adalah simbol dari ketidakpercayaan kepada Allah. Kita mesti yakin bahwa Allah pasti memelihara hidup kita. Doa: Tuhan ajarkan kami untuk tidak khawatir terhadap persoalan hidup yang sedang kami alami. [WN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |