Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/10/29 |
|
Kamis, 29 Oktober 2020 (Minggu ke-21 sesudah Pentakosta)
|
|
Masih adakah yang tersisa dari kejayaan masa lampau yang bisa dibanggakan ketika semuanya hancur oleh murka Allah? Bagaimana kita bisa merasakan suatu kejayaan jika mata tak mampu lagi melihat dan kaki tak mampu lagi menyangga tubuh untuk berdiri tegak? Kehancuran Moab diikuti oleh kehancuran bangsa-bangsa lain. Hal ini karena mereka melupakan Allah dan kebenaran-Nya. Sungguh tragis. Hal ini merupakan ucapan Allah yang diberikan melalui nabi Yesaya. Damsyik akan dihancurkan. Rumah, gerbang, dan benteng-bentengnya akan diruntuhkan, dan penduduknya dijadikan tawanan. Kemuliaan Damsyik dihancurkan menjadi reruntuhan dan puing-puing. Efraim pun akan dibuat-Nya menderita. Benteng-benteng Israel dan kerajaan sepuluh suku akan hancur. Kubu-kubu akan hilang dari Efraim karena Efraim bersekutu dengan Aram dan bersepakat menyerang Yehuda secara biadab (1-6). Allah murka kepada mereka yang ikut serta mengambil bagian dalam tindakan dosa. Perbuatan mereka setimpal dengan hukuman yang mereka terima. Pada akhirnya, mereka yang tersisa meninggalkan berhala dan berbalik kepada Allah Israel. Tak ada gunanya bersandar pada berhala karena ilah buatan manusia tidak bisa membantu umatnya (7-8). Selain itu, Allah bukan hanya menghardik, tetapi juga menghancurkan bangsa-bangsa yang terus-menerus meneror dan mengancam umat Allah. Dalam sekejap Allah menghancurkan kekuatan para musuh, sekalipun kekuatan mereka terlihat tangguh (10-14). Allah adalah Hakim yang akan menuntut siapa pun yang mengabaikan dan melawan keadilan-Nya. Allah tidak akan membatalkan keputusan-Nya menghancurkan para musuh-Nya. Hal itu juga berlaku untuk bangsa pilihan-Nya. Firman Tuhan mengingatkan kita agar tidak melupakan Allah hanya karena kita berhasil dan sukses. Janganlah kita beranggapan bahwa semua yang kita nikmati adalah hasil jerih lelah yang ujungnya membuat kita merasa bebas melakukan apa saja. Taatilah peraturan-Nya jika kita tidak ingin berakhir tragis. [RTS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |