Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/10/30 |
|
Jumat, 30 Oktober 2009
|
|
Judul: Fokus pada Tuhan Bagaimana seseorang bisa keluar dari jebakan pergumulan hidup dan melihat kasih Tuhan yang menopang dan membebaskan dirinya? Seorang hamba Tuhan pernah berujar demikian, saat persoalan besar menghadang hidup Anda, fokuskan diri Anda pada Yesus, maka bongkah besar itu akan terlihat kecil. Jika Anda terus menerus melihat masalah, ia akan tampak semakin besar dan Anda akan semakin frustasi menghadapinya. Itulah yang sedang dihadapi pemazmur. Apa masalah pemazmur, kita tidak diberitahu. Ia merasa kesusahan itu ia tanggung sendirian, Allah seperti tidak peduli, tidak menaruh belas kasih, bahkan berdiam diri. Padahal pemazmur ingat, pada masa lampau kebaikan Tuhan nyata. Namun rupanya ingatan itu tidak membawa pemazmur memahami bahwa Tuhan yang sama akan menolong dia juga kini. Di tengah keputusasaan, pemazmur sampai berkesimpulan bahwa Tuhan sudah berubah (ayat 11). Perhatikan, pada saat keluhan demi keluhan terlontar di ay. 2-11, berapa kali kata “aku,” “ku” muncul dibandingkan sapaannya terhadap Allah. Itu menunjukkan fokus perhatian pemazmur pada dirinya sendiri dan masalahnya. Tak heran pemazmur semakin terdesak, terpojok, dan frustasi. Ia tak mampu melihat Tuhan sebagai Allah yang berdaulat atas segala permasalahan hidup. Beda sekali ketika bagian kedua mazmur ini dilantunkan, “aku” menyurut ke belakang, “Engkau,” Tuhan, Allah, mendominasi ayat 12-21. Pemazmur belajar fokus kepada Tuhan. Maka ia bisa menghayati kembali kebesaran, keperkasaan Tuhan, dan juga belas kasih-Nya yang pernah menuntun nenek moyangnya menyeberangi Laut Teberau, meninggalkan secara tuntas musuh mereka. Ingat Tuhan tidak pernah meninggalkan kita bahkan saat-saat tersulit hidup kita. Dia selalu ada dan siap menolong, tetapi Dia ingin kita percaya sepenuhnya. Pandanglah Dia dengan kacamata iman. Belajar memelihara fokus hidup Anda pada Dia dan bukan pada dunia ini.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |