Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/10/30 |
|
Sabtu, 30 Oktober 2010
|
|
Judul: Hidup kudus Imamat mengajarkan hidup kudus yang terdiri dari tiga level kehidupan yang merupakan lingkaran konsentris. Level pertama, yang paling mendasar adalah kekudusan dalam relasi dengan Tuhan. Peraturan ritual kemah suci begitu ketat dan detail sebab menyangkut kekudusan Tuhan yang tidak boleh dilanggar. Ketidakkudusan pelaku ibadah di kemah suci harus dibayar mahal, seperti contoh Nadab dan Abihu (Im. 10:1-7). Level kedua, kekudusan dalam hidup pribadi, yang diwakili dengan serangkaian peraturan tentang haram-halal, dan najis-tahir. Memang tidak jelas mengapa sejumlah binatang disebut haram. Demikian juga dalam situasi tertentu seseorang dianggap sedang dalam keadaan najis. Yang pasti adalah bahwa segala sesuatu dalam kehidupan pribadi umat Tuhan, harus selalu berada dalam kondisi prima untuk bersekutu dengan Tuhan. Level ketiga, kekudusan dalam berbagai aspek relasi dengan sesama manusia, mulai dari relasi suami-istri, keluarga besar, sampai pergaulan lebih luas dalam sosial masyarakat. Berbagai aturan ini bertujuan agar umat Tuhan senantiasa ada dalam kesadaran diri milik Tuhan yang kudus sehingga tidak boleh meniru pola hidup bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Hidup kudus sesuai Taurat mustahil dilakukan sempurna oleh umat Tuhan. Maka disediakan ritual tertentu yang berfungsi sebagai ritual pendamaian ketika pelanggaran tertentu terjadi. Sekarang ini kita bisa hidup kudus karena karya penebusan Kristus. Kematian-Nya menghapus dosa dan kebangkitan-Nya memberikan kuasa untuk hidup tidak kompromi dengan dosa. Kita yang sudah dikuduskan, tidak lagi membiarkan hidup kita dinajiskan oleh hal-hal duniawi. Sebaliknya, dengan menuntut hidup kudus, kita layak menjadi perabot-perabot mulia di rumah tangga Allah untuk melakukan hal-hal mulia yang menyenangkan hati-Nya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |