Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/10/31 |
|
Selasa, 31 Oktober 2006
|
|
Judul: Setia pada perjanjian Dalam zaman sekarang, ketika dua kelompok hendak melakukan transaksi, mereka biasanya akan menandatangani surat kontrak di hadapan notaris. Pada zaman Timur Dekat Kuno, apa yang kita kenal sebagai kontrak, disebut sebagai "perjanjian." Dalam sejarah Israel, Allah berkali-kali mengadakan dan memperbarui perjanjian dengan umat-Nya (bnd. Kej. 15:18; Kel. 24:8). Ikatan perjanjian Allah dengan umat-Nya yang tertulis dalam Alkitab merupakan ikatan yang sangat serius. Hukuman bagi mereka yang melanggar perjanjian adalah kematian. Dalam ikatan perjanjian tersebut, Allah berfirman bahwa jika umat-Nya taat kepada perjanjian mereka dengan Allah, mereka akan diberkati. Sebaliknya jika mereka tidak taat, mereka akan dikutuk (bnd. Im. ps. 26 dan Ul. ps. 28). Ternyata umat Israel selalu melanggar perjanjian mereka dengan Allah. Karena itu ketika pelanggaran mereka semakin parah, Allah pun mengirim para nabi-Nya untuk menegur umat-Nya. Yeremia juga diutus dengan misi yang sama, yaitu memperingatkan umat Allah untuk kembali kepada Allah dan perjanjian-Nya (Yer. 11:6). Akan tetapi, umat Allah selalu mengabaikan teguran para nabi tersebut. Dalam murka-Nya, Allah berfirman bahwa Ia tidak akan mendengar seruan umat-Nya (11,14), yakni orang-orang yang tidak mau mendengar perkataan-perkataan perjanjian (8), dan akan memberikan kutukan kepada umat-Nya (3). Malapetaka yang akan Allah timpakan kepada umat-Nya (17), yang memuncak pada pembuangan, adalah hukuman atas pelanggaran perjanjian yang telah dilakukan umat Allah. Kita adalah umat Allah yang telah diikat oleh perjanjian baru antara Kristus dengan Allah (Luk. 22:20). Karena itu kita dituntut untuk taat, "Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku..." (Yoh. 15:10). Camkan: Kita terikat perjanjian dengan-Nya. Kita pun akan dihakimi berdasarkan kesetiaan kita pada-Nya dan perintah-Nya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |