Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/11/01 |
|
Kamis, 1 November 2007
|
|
Judul : Hikmat dalam perilaku Hikmat seseorang terlihat melalui perilakunya. Bersih dan jujurnya seseorang dikenali dari perbuatannya (ayat 11). Orang berhikmat akan mampu menyelami isi hati dan kedalaman pikiran orang lain (ayat 5). Namun kurangnya hikmat akan membuat orang bertindak tanpa kendali diri. Orang yang tidak bisa mengendalikan diri dalam hal minuman keras akan mempermalukan diri sendiri (ayat 1). Ia akan mabuk dan tidak mempertimbangkan apapun dalam segala perbuatannya. Perhatikan kisah Nuh (Kej. 9:21) dan Lot (Kej. 19:31-36). Tidak adanya kendali diri juga akan tampak dalam ledakan amarah (ayat 3), sebaliknya hikmat akan memampukan orang untuk tidak terlibat dalam perbantahan (ayat 2). Si pemalas adalah orang yang tidak berhikmat. Ia tidak pernah memikirkan masa depannya. Ia selalu punya alasan untuk tidak bekerja (ayat 4). Yang dia sukai hanyalah tidur dan bermalas-malasan (ayat 13). Lalu bagaimana ia memenuhi kebutuhan hidupnya? Bantuan dari orang lainlah yang dia harapkan! Alangkah kasihannya orang yang malas ini. Orang yang tidak berhikmat tampak lewat perkataan yang banyak menyanjung diri (ayat 6). Mungkin karena tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ia baik, sehingga ia merasa perlu mengobral kata-kata tentang kebaikan dirinya. Maka di dalam segala sesuatu kita perlu hidup berintegritas (ayat 7). Meski tidak ada orang yang tahu, jangan berbuat curang karena Allah yang Mahaadil melihat semua itu dengan jelas (ayat 8). Bila kita bekerja di dalam dunia perdagangan, jangan menggunakan timbangan atau ukuran yang sudah dibuat sedemikian rupa sehingga barang yang kita jual tidak mencapai timbangan atau ukuran yang seharusnya (ayat 10). Kekayaan yang diperoleh dari kecurangan bukanlah berkat Tuhan. Lagi pula kekayaan bukanlah segala-galanya (ayat 15). Hidup berhikmat hendaknya bukan hanya berlaku pada hari Minggu saja, sementara hari lain kita hidup dengan cara berbeda. Buka mata dan telinga agar kita dapat belajar untuk melakukan apa yang benar dan kudus menurut Allah (ayat 12).
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |