Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2005/11/02 |
|
Rabu, 2 November 2005
|
|
Judul: Pendamaian yang sempurna Penulis Ibrani melanjutkan uraiannya mengenai keterbatasan Perjanjian Sinai dengan menunjukkan sifat kemah suci, pusat ibadah umat Perjanjian Lama. Pertama, kemah suci dibangun oleh tangan manusia, karena itu sifatnya tidak permanen (ayat 1). Kedua, ruang kudus di bagian depan kemah suci menunjukkan "jalan masuk" ke ruang mahakudus masih terbatas (ayat 2-5, 8). Hanya imam besar yang dapat masuk ke ruang mahakudus, satu tahun sekali setelah ia mempersembahkan kurban pendamaian di ruang kudus. Ketiga, keseluruhan ritual kemah suci bersifat sementara karena ini merupakan kiasan bagi masa perjanjian yang baru (ayat 9-10). Dengan demikian, ajaran dan perintah Perjanjian Sinai untuk ditaati dan dilakukan umat PL merupakan ritual sementara, yang secara simbolis memperagakan karya pendamaian Allah bagi umat-Nya. Karya pendamaian Allah itu terwujud penuh dan nyata saat Kristus menjadi Imam Besar, yang mempersembahkan Diri-Nya sendiri sebagai kurban pendamaian di kayu salib. Melalui karya-Nya, tirai pemisah ruang kudus dengan ruang mahakudus tersingkap (Mat. 27:51). Melalui diri-Nya manusia dapat langsung beribadah kepada Allah. Karya Kristus sudah sempurna di kayu salib. Oleh sebab itu, kita tidak lagi mempersembahkan kurban pendamaian sebagai syarat untuk menghampiri Allah. Kristus adalah pengantara kita satu-satunya. Allah memperdamaikan diri-Nya dengan kita melalui Kristus. Sekarang, Allah berbicara kepada kita melalui Kristus yang dinyatakan dalam firman-Nya, yakni Alkitab. Itu sebabnya, gereja tidak berfungsi sebagai kemah suci. Liturgi gereja berpusatkan pada pemberitaan firman Tuhan, bukan pada persembahan kurban. Pusat ibadah bukan tertuju pada altar gereja melainkan pada firman Allah. Renungkan: Karya Kristus merupakan dasar pembebasan kita dari belenggu dosa. Firman-Nya membimbing kita hidup dalam kebenaran!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |