Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/11/02 |
|
Selasa, 2 November 2021 (Minggu ke-23 sesudah Pentakosta)
|
|
Edom, keturunan Esau, dikenal sebagai bangsa yang bijaksana, kuat, dan kejam. Mereka tinggal di wilayah yang subur. Kota mereka berada di ketinggian pegunungan yang dikelilingi bukit batu dan jurang terjal, menjadikannya sulit dijangkau musuh. Semua keunggulan itu menunjang keangkuhannya sampai Edom berkata, "Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?" (3). Keangkuhan Edom dilukiskan oleh Nabi Obaja sebagai saudara yang menertawakan Yerusalem saat orang asing menjajah dan melakukan kekerasan (10, 11). Edom bersukacita atas kesusahan saudaranya, menari-nari dan bersorak-sorai di atas penderitaan (12), bahkan ikut menambah kemalangan dan kesusahan atas keturunan Yakub (13, 14). Edom berdiri dalam keangkuhan seakan-akan dirinya yang tertinggi di seluruh dunia. Ketinggian hati Edom menantang Allah sehingga Allah menunjukkan kehadiran dan kuasa-Nya (2, 4, 8). Kata "Janganlah ..." (12-14) diserukan berulang kali sebagai peringatan Allah karena "hari TUHAN" (15), yakni hari penghakiman telah dekat. Pada hari itu Edom tidak akan bisa mengagungkan dirinya lagi. Perbuatan Edom akan kembali menimpa kepalanya sendiri. Allah tak tinggal diam ketika umat-Nya ditertawakan, direndahkan, dan diperlakukan tidak adil. Allah tidak menutup mata terhadap detail kehidupan umat-Nya. Ia membalaskan karena Ia berkuasa atas penghakiman dan penghukuman. Keangkuhan penting diwaspadai! Bukan bangsa Edom semata yang pernah terjebak ke dalam keangkuhan hati. Setiap kita bisa terjebak di dalamnya; menertawakan kesusahan orang lain, menganggap diri lebih unggul, meremehkan upaya orang lain bahkan menyepelekannya, atau bertepuk tangan saat orang lain menderita. Obaja mengingatkan: Janganlah demikian! Atau sebaliknya, bisa jadi kita yang direndahkan, disepelekan, atau ditertawakan karena ketidakmampuan dan ketidakberhasilan kita. Ingatlah bahwa Tuhan tidak menutup mata. Ia mengulurkan tangan-Nya, menolong yang tertindas. Tuhan itu adil, ditundukkan-Nya siapa saja yang meninggikan diri, tetapi sebaliknya, diangkat-Nya siapa pun yang direndahkan orang. [MKD]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |