Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/11/02

Kamis, 2 November 2023 (Minggu ke-22 sesudah Pentakosta)

Daniel 2:1-12
Cara Allah Berbicara

Salah satu cara Allah berbicara dalam Perjanjian Lama adalah melalui mimpi. Allah berbicara kepada siapa saja yang diinginkan-Nya, baik kepada orang Israel yang takut akan Dia maupun kepada orang yang tidak mengenal-Nya.

Raja Nebukadnezar diberi mimpi oleh Allah, dan hal ini menggelisahkan hatinya (1). Ia memerintahkan agar orang-orang berilmu, ahil jampi, ahli sihir, dan para Kasdim menerangkan mimpinya. Namun, ia tidak memberitahukan apa isi mimpinya. Agar tidak ada yang membual, mereka harus terlebih dahulu mengatakan apa yang menjadi mimpinya. Jika mereka dapat memberikan penjelasan yang tepat, mereka akan diberi hadiah besar; tetapi, jika tidak, mereka semua akan dihukum mati (2-9).

Ternyata para ahli itu tidak dapat melakukannya. Mereka mengatakan bahwa hanya dewa yang dapat melakukan apa yang diminta oleh raja (10-11).

Berbagai bangsa di dunia kuno, termasuk Babel, percaya bahwa mimpi merupakan pesan dari dewa sehingga sangat penting bagi mereka untuk mengetahui artinya. Raja Nebukadnezar pun meyakini hal yang sama sehingga ia menjadi sangat marah ketika orang-orang bijak negerinya berniat untuk menafsirkan mimpinya secara sembarangan.

Allah berulang kali berbicara melalui mimpi kepada banyak orang, bukan hanya orang percaya seperti Yusuf dan para nabi (lih. Kej. 37:5-7, 9; Bil. 12:6), tetapi juga orang tidak percaya seperti Firaun (lih. Kej. 41:1-7) dan Nebukadnezar.

Pada masa sekarang pun bukannya tidak mungkin Allah berbicara melalui mimpi. Namun, kita harus berhati-hati agar kita tidak terbawa oleh prasangka dan imajinasi kita sendiri, sebab mimpi itu bisa jadi hanyalah buah dari kekhawatiran kita.

Sewaktu kita dibingungkan oleh suatu tanda, apa yang perlu kita lakukan adalah meminta petunjuk dari pribadi yang tepat, yaitu Allah sendiri. Dialah yang berkuasa untuk membuka pengertian kita dan memberikan ketenangan bagi hati kita. Dalam hal apa pun, kita harus meminta hikmat Allah untuk mengetahui pesan-Nya dan mengenal kehendak-Nya bagi kita! [INT]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org