Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/11/03 |
|
Selasa, 3 November 2009
|
|
Judul: Perbudakan dosa Sungguh ngeri melihat zaman sekarang masih ada orang yang secara diam-diam melakukan traficking, penculikan anak-anak yang kemudian dijual untuk dijadikan budak, bahkan pelacur. Di zaman orang menghargai kemerdekaan, hak asasi manusia, betapa perbudakan sangat tidak masuk di akal sehat. Namun tahukah Anda perbudakan yang jauh lebih mengerikan daripada perbudakan fisik? Ya, perbudakan dosa. Keadaan manusia yang dibelenggu oleh dosa sehingga setiap perbuatannya dikendalikan oleh natur dosa. Itulah kenyataan manusia berdosa, bukan hanya tidak mampu mengendalikan diri untuk hidup sesuai dengan harkat kemanusiaannya, bahkan sengaja menggadaikan kemanusiaan yang mulia itu untuk hal-hal fana, semata-mata hawa nafsu. Gambaran umat Israel yang dipaparkan di perikop ini, tepat sekali mengilustrasikan belenggu dosa yang memperangkap hidup mereka. Di mulai ayat 32 yang menyatakan bahwa walaupun Tuhan sudah menghukum dahsyat kerakusan dan ketidakpuasan mereka, tetap saja mereka berbuat dosa dan tidak memercayai Tuhan. Bahkan mereka sengaja menggadaikan kemuliaan Allah yang menyertai mereka dengan menipu Dia. Yaitu dengan pura-pura bertobat. Dengan kata-kata memohon ampun, mungkin pula disertai ritual-ritual kudus, tetapi hatinya melawan Dia dan melecehkan firman-Nya (ayat 34-37). Padahal sepanjang sejarah hidup mereka, kasih setia Tuhan tak pernah memudar. Bayangkan kegemasan pemazmur saat mengungkapkan sekali lagi kasih setia-Nya membela mereka dari tangan musuh (ayat 43-53). Itulah kenyataan manusia berdosa, tidak ada sedikit pun kemampuan untuk hidup berkenan kepada Tuhan. Kebaikan Tuhan seperti angin lalu yang mereka nikmati hembusannya, terus dilupakan begitu saja. Syukur kepada Allah, di dalam Kristus, perbudakan dosa dipatahkan, belenggu maut dihancurkan. Sejarah kelam umat Israel menjadi peringatan untuk kita agar tidak keluar dari lingkup anugerah-Nya agar kita hidup berkenan kepada-Nya!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |