Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/11/04 |
|
Selasa, 4 November 2008
|
|
Judul: Jangan sombong Sudah dua kali Tuhan menegur Nebukadnezar melalui mimpi. Mimpi yang kedua itu pun tidak membuat Nebukadnezar bertobat secara utuh. Hanya satu tahun lamanya ia berubah. Namun waktu Babel selesai dibangun, dengan angkuh Nebukadnezar menyatakan bahwa semua itu terjadi berkat kekuatannya (ayat 30). Sukses membuat Nebukadnezar menjadi sombong. Sombong membuat orang meninggikan diri, lupa bahwa segala sesuatu yang bisa dia raih merupakan pemberian Tuhan. Padahal Tuhan bisa saja mengambil harta dan kuasa orang yang sombong dalam sekejap mata. Bahkan kesadaran dan pikiran mereka dapat diambil oleh Tuhan. Nebukadnezar pun dihukum Tuhan. Mimpi jadi kenyataan! Pikiran dan kesadarannya hilang. Ia hidup seperti binatang (ayat 32-33). Keadaan buruk itu dialami oleh Nebukadnezar selama tujuh tahun. Sampai akhirnya hajaran berat itu melahirkan suatu pengakuan akan kemahakuasaan Allah, yang merendahkan mereka yang berlaku congkak. Ia menyatakan pengakuan dan penyembahannya kepada Tuhan, Raja Sorga, karena kebenaran-Nya dan keadilan-Nya. Pengakuan atas kemahakuasaan Allah akan membuat orang menundukkan diri di hadapan Dia. Adakah kesombongan dalam diri Anda? Anda perlu berhati-hati menjawab pertanyaan ini, karena pada saat Anda menyatakan bahwa Anda tidak sombong, justru disitulah letak kesombongan Anda. Sebab itu kita perlu waspada karena sesungguhnya benih kesombongan itu ada dalam diri tiap orang. Maka yang perlu kita lakukan adalah sadar bahwa segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dia. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya (Rm. 11:36).
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |