Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/11/04 |
|
Sabtu, 4 November 2017 (Minggu ke-21 sesudah Pentakosta)
|
|
Tangan terancung merupakan gambaran kemarahan Allah. Kata "tangan teracung" itu diulang sebanyak empat kali (Yes. 8:11, 16, 20, 9:4). Penyebutan berulang ini menunjukkan bahwa Allah memang sangat marah dengan apa yang dilakukan umat-Nya. Kemarahan Allah terfokus pada ketidakadilan dan ketidakbenaran yang dilakukan pemimpin Israel (Yes. 9:1-2). Perbuatan mereka membuat Allah menyebut mereka penyesat (15). Bagaimana manusia menggambarkan Allah? Dengan bahasa antropomofisme (manusia berusaha menggambarkan Allah). Tangan teracung menunjukkan gambaran kemarahan manusia yang mengangkat tangannya yang terkepal. Hal itu biasa terjadi kalau kesalahan yang dilakukan orang lain sudah di luar batas kewajaran. Begitulah ungkapan tentang kemarahan Allah kepada umat-Nya. Allah marah karena dosa umat sudah pada fase kronis dalam setiap sendi kehidupan, dimulai dari para pemimpin agama dan politik dan merambah sampai kehidupan bermasyarakat. Karena itu, Allah hendak mengerat para pemimpin agama dan politik (13-14). Seharusnya perilaku dan kehidupan mereka menjadi panutan bagi umat Allah, yang menuntun mereka kepada kehendak Allah. Pada kenyataannya, mereka menyimpang dari kebenaran dan keadilan Allah. Mereka menjadi pemimpin yang sombong dan merasa diri hebat karena mampu melakukan segalanya dengan kekuatan sendiri. Karena itu, Allah tidak menoleransi sikap arogansi pemimpin semacam itu. Allah sering kali disebut Allah yang Mahapengampun. Sebutan itu tidak salah, namun tidak berarti bahwa Allah tidak bisa marah. Allah hanya marah kalau umat-Nya terus-menerus hidup dalam kubangan dosa dan menolak melakukan pertobatan. Dalam hal ini, siapakah yang paling dirugikan? Sudah dipastikan bahwa bukan hanya diri kita, tetapi juga generasi anak cucu kita ikut serta menanggung akibat dari dosa yang dilakukan oleh leluhur mereka. Untuk itulah, kita perlu mawas diri dan menjaga hidup suci agar tidak memancing kemarahan Allah. [ASP] Baca Gali Alkitab 1 Dengan kondisi bangsa yang sedang dalam keadaan krisis, Yesaya memotivasi Raja Ahas untuk beriman kepada Allah, yang sudah menyatakan jaminan pemeliharaan-Nya. Yesaya mencela Ahas atas kegagalannya mengimani Allah. Lalu Yesaya menubuatkan bencana besar yang akan terjadi atas Yehuda. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |