Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/11/04 |
|
Jumat, 4 November 2022 (Minggu ke-21 sesudah Pentakosta)
|
|
Tuhan Allah satu-satunya di dunia memilih Israel untuk menjadi satu-satunya harta kesayangan-Nya, dan Ia memiliki relasi yang istimewa dengan Israel (Kel. 19:5-6). Musa mengerti sekali keunikan relasi Tuhan dengan umat-Nya. Musa berkata: "Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya? Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?" (7-8). Namun, dalam relasi istimewa itu ada tanggung jawabnya. Oleh karena itu, Musa melanjutkan dengan menyatakan bahwa umat harus waspada dan berhati-hati, supaya tidak melupakan segala ketetapan dan peraturan yang telah Tuhan ajarkan, tetapi melakukannya di negeri ke mana mereka pergi untuk menduduki (9-14). Israel mendapat hak istimewa sebagai satu-satunya bangsa yang merupakan umat Tuhan. Dengan adanya hak istimewa itu, ada tuntutan tanggung jawab yang lebih besar. Semua manusia akan dihakimi karena Allah sudah menyatakan apa yang perlu mereka ketahui tentang Allah. Pernyataan akan kebenaran Allah kepada manusia itu kita sebut dengan "wahyu umum". Mereka yang bukan umat Allah akan dihakimi berdasarkan wahyu umum yang telah Allah nyatakan kepada mereka. Namun, sering kali kebenaran itu dilupakan oleh manusia. Perlu kita ketahui bahwa umat Tuhan bukan hanya diberi wahyu umum, tetapi juga peraturan dan ketetapan-Nya yang disebut dengan "wahyu khusus". Karena itu, umat akan dituntut dengan standar lebih tinggi, yaitu wahyu khusus itu. Pada akhirnya, standar penghakiman untuk setiap orang akan berbeda. Mereka yang diberi anugerah yang lebih banyak akan dihakimi dengan standar yang lebih tinggi. Karena itu, kita jangan hanya senang dengan hak istimewa kita sebagai umat Allah. Kita juga harus sadar bahwa sebagai umat Allah, kita dituntut lebih. Untuk itu, marilah kita berupaya hidup lebih kudus. [INT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |