Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/11/05 |
|
Senin, 5 November 2012
|
|
Judul: Sahabat = saudara dalam kesukaran Elifas, Bildad, dan Zofar adalah tiga sahabat Ayub yang mendengar tragedi yang dialami Ayub, lalu mendatangi dia dari tempat-tempat mereka yang jauh. Tentu saja mereka bermaksud menyatakan rasa belasungkawa dan menyampaikan penghiburan. Namun perubahan drastis yang dialami Ayub membuat sahabat-sahabatnya sempat tidak mengenali dia (11-12). Ayub, yang dulu mereka kenal sebagai orang terkaya di wilayah timur, saat itu duduk bermandikan debu bagaikan seorang pengemis penyakitan. Orang yang dulu berada di puncak kemegahan yang begitu gemerlap, saat itu bagai berada di lembah hina dina. Itulah sebabnya mereka begitu sedih sampai-sampai menangis dengan suara nyaring. Mereka menyatakan duka cita mereka dengan mengoyak jubah dan menaburkan debu di kepala. Bahkan mereka juga tidak berbicara sampai tujuh hari lamanya (13), seolah ingin menunjukkan keprihatinan atas kesakitan dan kepahitan yang dialami Ayub. Betapa mengharukan rasa empati yang ditunjukkan oleh sahabat-sahabat Ayub. Itu memperlihatkan bahwa mereka adalah sahabat-sahabat sejati bagi Ayub. Keprihatinan mereka ditunjukkan bukan dengan kalimat-kalimat penghiburan yang terdengar klise. Upaya mereka untuk menempatkan diri pada posisi sahabat yang sedang bermasalah sungguh merupakan penghiburan yang efektif. Tanpa banyak bicara melainkan hanya menemani. Dan kadang-kadang hal itu justru terasa lebih bermakna. Adakah kita memiliki sahabat-sahabat yang sedemikian dekat, peduli pada kita dan memahami keadaan kita? Sebaliknya, apakah kita juga telah menunjukkan diri sebagai sahabat sejati yang ada ketika mereka berduka dan menderita, bukan hanya ketika senang dan bersuka? Amsal 17:17 mengatakan bahwa, "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |