Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/11/05 |
|
Sabtu, 5 November 2022 (Minggu ke-21 sesudah Pentakosta)
|
|
Umat yang setia adalah umat yang seharusnya dapat menerima hukuman apa pun yang Allah berikan karena mengerti Allah bukan saja adil, tetapi juga penuh anugerah, bahkan dalam hukuman-Nya. Musa menyatakan bahwa Tuhan menjadi murka terhadap dirinya karena umat, dan karenanya, ia tidak dapat masuk tanah perjanjian dan akan mati sebelum umat menyeberangi Sungai Yordan (21-22). Kemudian, Musa melanjutkan dengan menasihati umat untuk berhati-hati agar tidak melupakan perjanjian Tuhan dengan mereka dan tidak menyembah berhala (23). Alasannya adalah karena Tuhan adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu (24). Musa juga menekankan bahwa Tuhan akan menghukum umat dengan keras dan menyerakkan mereka di antara bangsa-bangsa jika mereka melakukan apa yang jahat dan menimbulkan sakit hati-Nya (25-28). Musa menunjukkan bahwa Allah mereka adalah Allah yang adil dan kudus yang akan menghukum umat dengan berat jika mereka terus melakukan apa yang jahat. Secara tersirat Musa dapat mengerti bahwa jika ia dihukum tidak boleh masuk ke tanah Kanaan, hal itu karena ia memang telah melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Sangatlah menarik bahwa walau Musa tentunya sedih karena ia tetap tidak diperbolehkan menyeberangi Sungai Yordan sekalipun ia telah memohon, ia tidak sakit hati terhadap Tuhan. Musa tetap memberikan nasihat kepada umat untuk taat kepada Tuhan supaya mereka tidak dihukum nantinya. Sikap Musa yang dapat menerima hukuman Tuhan dengan baik, dan tidak menjadi sakit hati, perlu dijadikan teladan. Allah kita adalah Allah yang adil dan kudus. Karena itu, tidak mungkin Ia menghukum dengan tidak adil. Bahkan, hukuman Allah biasanya jauh lebih ringan daripada apa yang seharusnya kita terima karena dalam memberikan hukuman Ia juga penuh kasih sayang (bdk. Hab. 3:2). Karena itu, walau dihukum, kita tetap harus setia kepada Allah yang tidak pernah memperlakukan kita dengan tidak adil, dan tetap melayani Dia dengan setia. Dialah Allah yang setia. [INT] Baca Gali Alkitab 1 Musa memohon supaya Tuhan mengizinkan dirinya menyeberang Sungai Yordan. Akan tetapi, perkara permohonan Musa itu dilarang oleh Tuhan untuk dibicarakan lagi. Walau demikian, Musa masih diberi kesempatan untuk memandang tanah Kanaan dari puncak Gunung Pisga. Di sana Musa diminta oleh Tuhan untuk mempersiapkan penggantinya, yaitu Yosua. Selanjutnya, Yosua menggantikan Musa. Yosualah yang membawa bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan. Peristiwa permohonan Musa dan soal penggantinya itu terjadi di lembah tentangan Bet-Peor. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |