Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/11/06 |
|
Jumat, 6 November 2009
|
|
Judul: Doa yang meraih hati Allah Bagaimana Anda menyampaikan doa permohonan Anda kepada Tuhan? Apakah hanya semata-mata mengutarakan pergumulan dan kebutuhan Anda? Pemazmur bukan hanya memohon pengampunan dan pemulihan Tuhan akan penderitaan umat karena hukuman Tuhan, tetapi doa yang dipanjatkannya ditujukan untuk membangkitkan sentimen kasih Tuhan kepada umat-Nya. Inilah doa yang indah! Doa pemazmur berpusat pada agar Allah memulihkan mereka (ayat 4, 8, 20) dari keadaan yang jauh dari Tuhan. Pada bagian pertama (ayat 2-4) pemazmur mulai dengan menyapa Allah sebagai gembala Israel (band. 23:1) yang menggiring Yusuf sebagai domba-Nya. Sebenarnya, Tuhan telah memercayakan tugas menggembalakan umat kepada raja (ayat 2Sam. 7). Namun, para raja telah gagal, maka hanya Tuhan saja satu-satunya andalan. Pemazmur menyapa Tuhan sebagai yang hadir dan bertakhta di tengah-tengah umat, secara simbolis bertakhta di tabut perjanjian dan tutup pendamaian di ruang maha kudus, bait Allah (band. Kel. 25:21-22). Pemazmur rindu Allah hadir kembali di pusat kehidupan umat-Nya. Pada bagian kedua (ayat 5-8), pemazmur minta Tuhan meredakan amarah-Nya karena para musuh telah mencela mereka. Mereka telah dipermalukan, kiranya Tuhan memulihkan jati diri mereka. Pada bagian ketiga (ayat 9-20) pemazmur menyapa Tuhan sebagai petani yang telah berjerih lelah menanam mereka bak pohon anggur di tanah milik-Nya. Namun karena buahnya asam, Tuhan telah membuang mereka bahkan membiarkan orang lain menjarah kebun anggur Tuhan. Maka permohonan pemazmur adalah agar Tuhan kembali peduli pada kebun anggur milik-Nya dan memulihkan milik kepunyaan-Nya. Pemazmur rindu sinar kemuliaan Allah berkenan menerangi mereka lagi (ayat 2b, 4, 8, 20). Adakah doa yang lebih indah daripada doa yang bukan hanya meminta, tetapi yang meraih hati Allah dan yang membangunkan kembali relasi yang rusak oleh dosa?
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |