Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/11/06 |
|
Minggu, 6 November 2016 (Minggu ke-26 sesudah Pentakosta)
|
|
Sungguh menarik memerhatikan doa yang dinaikkan bagi umat Israel hari ini. Mazmur 85 mengisahkan kembali pengalaman hidup Israel pascapembuangan di Babel. Pemazmur memulai doanya dengan syukur. Perhatikanlah ayat 2-4! Semua ayat dimulai dengan kata "Engkau", ada enam kata "telah" yang dipakai, dan semua kata kerja yang digunakan berbentuk aktif. Jelas, orang Israel menyadari bahwa kepulangan mereka merupakan inisiatif Allah semata. Kisah kepulangan Israel dari tanah pembuangan sungguh ajaib. Orang Israel tidak pernah menyangka bahwa raja Media Persia (Koresy) yang berhasil menaklukkan Babel memperkenankan mereka pulang ke Yerusalem. Ini peristiwa yang tidak masuk akal bagi umat Israel pada waktu itu. Seperti mimpi rasanya. Bayangkan penguasa baru memberikan kesempatan kepada bangsa Yahudi pulang ke tanah leluhurnya! Jika pada keluaran dari Mesir, mereka dituntun oleh Musa-ada negosiasi dengan Firaun; maka pada keluaran kedua ini mereka tidak berbuat apa-apa. Dan mereka mengakui semua itu sebagai anugerah TUHAN. Namun, optimisme yang mereka miliki ketika keluar dari negeri Babel harus berhadapan dengan situasi konkret-Yerusalem telah hancur total dan tinggal puing-puing. Menghadapi kenyataan itu, umat berseru dengan suara nyaring, "Pulihkanlah kami, ya Allah penyelamat kami..." (5). Mereka menyadari bahwa tanpa penyertaan Tuhan, tidaklah mungkin mereka sampai ke Yerusalem. Hanya karena pertolongan Tuhan, mereka akan dimampukan membangun Yerusalem kembali. Dasar dari proses pembangunan Yerusaelam adalah kerinduan untuk mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah (9). Keberadaan kita sejatinya merupakan anugerah Tuhan semata. Satu-satunya cara agar kita dapat bertahan dalam menghadapi persoalan hidup ialah keinginan untuk senantiasa mendengarkan suara Tuhan. Dalam segala keputusan yang diambil, kita tidak hanya mendengarkan pendapat kita sendiri, tetapi secara serius mempersilakan Tuhan bicara dan mendengarkan-Nya. [CC]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |