Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/11/07 |
|
Minggu, 7 November 2010
|
|
Judul: Pemimpin idaman Hal ini tidak berlangsung lama. Selanjutnya dikisahkan bahwa Rehabeam mengawini banyak perempuan. Namun yang paling dicintainya adalah Maakha, anak Absalom. Rehabeam bahkan mempersiapkan Abia, anak Maakha untuk menjadi raja kelak menggantikan dia (22). Rehabeam tidak ingin kelihatan tidak adil bagi anak laki-lakinya yang lain. Rehabeam menyebar mereka ke seluruh wilayah kerajaannya supaya dapat menjadi pemimpin dan bersenang-senang dengan banyak istri (23). Semua yang dilakukan oleh Rehabeam tersebut diputuskannya sendiri, tanpa melibatkan pimpinan Tuhan sama sekali di dalamnya. Dari apa yang dilakukan oleh Rehabeam, jelas terlihat bahwa dia bukanlah figur seorang pemimpin yang baik, dalam keluarga maupun sebagai pemimpin bangsa. Seorang pemimpin yang baik harus terus-menerus berpaut pada Tuhan. Dengan berpaut pada Tuhan, ia akan sanggup menunjukkan sikap dan teladan yang baik bagi keturunannya, juga rakyatnya. Pemimpin yang baik akan menyusun strategi dan kebijakan-kebijakan yang tidak berpusat dan menguntungkan diri dan keluarga sendiri. Mari kita berdoa agar Tuhan bangkitkan pemimpin seperti ini di negara kita!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |