Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/11/07 |
|
Rabu, 7 November 2018 (Minggu ke-24 sesudah Pentakosta)
|
|
Kita yang sudah jatuh dalam dosa dan sudah mati kerohaniannya tidak mungkin dapat bertobat. Namun, jika Tuhan menghidupkan kerohanian kita, tentu saja pertobatan bukan sesuatu yang mustahil (bdk. Ef. 2:1-5). Ayat sepuluh menunjukkan Tuhan akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan. Roh itu dicurahkan atas umat-Nya, yaitu keluarga Daud dan penduduk Yerusalem. Dengan demikian, mereka akan memandang kepada aku (LAI: dia) yang mereka tikam. Mereka akan meratapi dia seperti orang meratapi kematian anak tunggal. Mereka akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi kepergian anak sulungnya. Ini menunjukkan bahwa dia yang ditikam adalah aku, kata Tuhan. Ini menyiratkan bahwa Mesias yang ditikam adalah Tuhan sendiri. Tuhan akan memberikan anugerah supaya umat dapat bertobat dan memohon ampun. Mereka harus meratapi Mesias yang mereka tikam. Ratapan yang diberikan akan begitu besar, seperti ratapan di lembah Megido (bdk. 2Taw. 35:21-25). Ratapan tersebut akan terjadi di seluruh negeri. Ini menunjukkan sebuah ratapan nasional. Namun, bukan berarti mereka meratap secara formalitas saja. Alkitab mencatat dengan spesifik bahwa setiap keluarga meratap sendirian. Bahkan, begitu juga dengan istri mereka (12-14). Ini menunjukkan betapa ratapan ini keluar dari hati mereka yang tulus. Pada akhirnya, jika kita dapat meratapi dosa, itu semata-mata karena anugerah. Tuhan telah memberikan kita anugerah untuk mengenali dosa dan memohon ampun. Dengan anugerah itu, kita bisa menyadari bahwa dosa kitalah yang sudah menikam Mesias. Mari bersyukur karena Tuhan, dalam anugerah-Nya, telah menyadarkan kita akan dosa. Mari juga kita memohon pengampunan-Nya. Biarlah kesadaran ini membuat kita semakin menghargai tikaman yang telah diterima oleh Mesias. Siksaan itu akibat ulah dosa kita. Oleh karena itu, mari kita belajar untuk lebih mencintai Tuhan. Doa: Mampukan aku untuk senantiasa meratapi dosaku dengan tulus dan bertobat. [IT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |