Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/11/07 |
|
Kamis, 7 November 2024 (Minggu ke-24 sesudah Pentakosta)
|
|
Apa yang kita rasakan jika kita dikatakan sebagai milik Allah: bahagia atau biasa saja? Hidup dalam tabiat daging berarti membiarkan hawa nafsu dosa menguasai diri kita dan membuahkan maut (5). Hidup di bawah tuntutan Hukum Taurat yang sempurna dapat diibaratkan sebagai sebuah kurungan yang membuat Paulus mengenal dosa, merasakan berbagai keinginan dosa, dan tidak mampu melihat hidup (7-11). Namun, ketika Paulus menyadari bahwa seluruh hidupnya telah menjadi milik Allah, ia tahu bahwa dirinya telah dibebaskan (6). Bagi Paulus, menjadi milik Allah adalah kebahagiaan luar biasa yang lebih besar daripada apa pun yang pernah ia miliki sebelumnya (bdk. Flp. 3:8). Kematian dan kebangkitan Kristus sudah cukup untuk menjaminkan keselamatannya (bdk. Gal. 2:19-20). Itulah alasan bagi Paulus untuk melayani dalam keadaan baru. Artinya, ia melayani bukan karena Hukum Taurat yang ia pelajari sebagai seorang Yahudi (bdk. Kis. 22:3), tetapi karena Roh Allah yang telah menyelamatkan dan mengubahkan dirinya (4, 6). Setiap orang percaya adalah milik Allah yang menghasilkan buah, yang membawa hidup bagi orang-orang di sekitarnya, tepatnya hidup dalam kasih Yesus Kristus yang sudah berkorban bagi dunia ini. Inilah pentingnya kita memiliki kesadaran sebagai milik Allah agar dunia ini percaya siapa Allah yang telah memberi keselamatan melalui Kristus dengan anugerah-Nya. Tanggung jawab sebagai milik Allah bukanlah sesuatu yang mudah. Kadang ada pengorbanan yang perlu dilakukan, seperti Paulus yang bertekad kuat untuk bersaksi tentang dirinya sebagai milik Allah sekalipun ada banyak tantangan, penolakan, dan fitnah yang ia hadapi. Kita adalah milik Allah yang istimewa. Keistimewaan kita terbukti ketika kita berbuat benar bukan hanya karena perbuatan jahat dilarang, tetapi karena menyadari bahwa kebenaran itulah yang mau kita hasilkan. Jadikanlah setiap pikiran, perkataan, dan perbuatan kita buah kasih-Nya, sehingga setiap orang yang mengenal kita bisa merasakan kebaikan dan kasih Allah dalam hidupnya. [MEP]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |