Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/11/08 |
|
Jumat, 8 November 2013
|
|
Judul: Ritual agama yang memberati Allah Allah menyatakan dosa umat-Nya, dan dosa tersebut bukanlah karena mereka tidak mempersembahkan korban kepada Allah. Ayat 22 seharusnya diterjemahkan "Sungguh, bukan Aku engkau panggil, hai Yakub." Ini menekankan bahwa walaupun mereka membawa kurban bakaran, mereka tidak membawanya untuk Tuhan (23), dalam arti Tuhan tidak berkenan dengan persembahan mereka. Mari kita melihat permainan kata memberati dan menyusahi yang muncul di ayat 23-24. Kata "memberati" berasal dari akar kata 'abad, yaitu "menjadikan budak." Sepertinya Yesaya tetap memakai latar belakang keluaran. Orang Mesir memaksa Israel menjadi budak, tetapi Tuhan telah membebaskan mereka dari perbudakan Mesir (Kel. 20:2). Allah kemudian memberikan mereka hukum-Nya, supaya dengan ketaatan mereka dapat menikmati kebebasan (Mz. 119:45). Namun, Israel memakai hukum yang membebaskan itu untuk masuk kepada perbudakan yang baru, yaitu perbudakan ritual agama (bnd. Yes. 1:10-15). Dengan menjadikan ritual sebagai esensi agama, mereka telah menghilangkan pengampunan yang seharusnya mereka dapatkan melalui persembahan korban. Tuhan telah memanggil umat-Nya untuk masuk dalam persekutuan dengan-Nya. Untuk itu umat perlu mendengar dan menaati firman-Nya (Kel. 19:5). Namun, umat memberontak dan tidak taat (Yes. 30:9-11). Dengan hanya memberikan persembahan dan kemenyan tanpa hati yang taat, mereka telah "menyusahkan" Allah. Persembahan yang seharusnya menyenangkan hati Allah telah menyusahi Allah. Ritual tanpa hati yang benar dan relasi yang baik dengan Tuhan adalah sia-sia dan tidak berkenan kepada-Nya? Apakah kita telah memiliki relasi pribadi dengan Allah dalam Yesus Kristus? Apakah relasi tersebut adalah relasi yang hidup? Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |