Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/11/08 |
|
Minggu, 8 November 2015
|
|
Judul: Iman yang Tidak Mudah Goyah Apa yang membuat pemazmur tidak meninggalkan Tuhan di tengah kesesakan yang dialami bangsanya? Pertama, pemazmur menyadari bahwa kehidupan dirinya dan bangsanya dikarenakan kekuatan kuasa tangan Tuhan (2-9, 10-15). Selain itu, pemazmur sadar, baik senang maupun susah, baik menang atau pun kalah, Tuhan berkuasa mengatur hidupnya. Kedua, pemazmur mengenal siapa Tuhan yang disembah olehnya dan bangsanya (5). Perhatikan perubahan kata "kami" di ayat 2 menjadi "-ku" di ayat 5. Pemazmur mengenal Allahnya bukan hanya sebagai Allah bangsanya, melainkan sebagai Allahnya pribadi. Ia mengenal Allah bukan karena apa kata bangsanya, melainkan ia mengalami Allah dalam hidupnya. Karena itulah ia berseru "Rajaku dan Allahku" (5). Pengenalan dan iman kepada Allah secara personal sangatlah penting, karena kita benar-benar memiliki relasi intim dengan Allah yang kita sembah. Sekali pun kenyataan hidup meremukkan hati, iman kita tidak akan mudah goyah. Sebab, Allah yang kita sembah adalah Allah yang punya kuasa untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihi-Nya. Sudahkah anda mengenal Tuhan Yesus secara pribadi dan mengalami Dia di dalam hidupmu? [MFS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |