Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/11/08 |
|
Rabu, 8 November 2017 (Minggu ke-22 sesudah Pentakosta)
|
|
Kehebatan kekuatan Asyur membuat berbagai penduduk negeri gemetar ketakutan, misalnya: Rama, Gibea-Saul, Galim, Madmena, Gebim, dan sebagainya (29-31). Kini pasukan Asyur bersiap masuk untuk menggempur dan menghancurkan Yerusalem (32). Namun mereka terhenti di sana karena kekuatan Tuhan menghadang para musuh Israel (33). Ternyata kekuatan Asyur yang dahsyat tidak mampu mengalahkan kekuasaan Tuhan yang melindungi umat-Nya. Dengan pasukan yang terlatih dan berjumlah sangat banyak, serta strategi perang yang jitu, Asyur mampu menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Keberadaannya menggentarkan banyak bangsa. Melihat kekuatan yang sedemikian hebat, mungkin Yehuda berpikir lebih baik memihak dan bersandar pada Asyur merupakan pilihan yang tepat. Kini mereka menyadari bahwa pilihan semula ternyata salah. Alih-alih mendapatkan perlindungan, Yehuda diserang oleh Asyur. Yehuda dianggap ikut serta merancang pemberontakan bersama dengan Israel. Genderang perang sedang ditabuh, jumlah pasukan yang mengitari Yerusalem menciutkan hati umat Allah, namun saat yang sama Tuhan menunjukkan kemahakuasaan-Nya yang melebihi kedahsyatan bangsa Asyur. Kekuatan Tuhan mampu menghalangi kekuatan senjata dan strategi perang Asyur. Peristiwa itu sepatutnya menyadarkan umat bahwa Allah Israel adalah sumber kekuatan mereka. Kekuatan Tuhan digambarkan seperti kekuatan yang mampu memotong pohon-pohon yang besar dan tinggi dengan cepat (33) dan seperti kapak yang dalam sekejap mampu membelah semak belukar (34). Karena itu, pilihan yang paling tepat adalah bersandar sepenuhnya kepada Tuhan. Kadang persoalan yang melanda terasa begitu berat sehingga kita memilih jalan pintas. Ternyata jalan pintas tidak memberikan perubahan apa pun. Pada saat itu kita lupa bahwa dalam Tuhan ada penyertaan yang sejati. Hanya dengan berjalan bersama-Nya, kita akan dikuatkan dan dituntun keluar dari problem yang menghimpit hidup kita. [ASP]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |