Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/11/10 |
|
Sabtu, 10 November 2007
|
|
Judul : Tanggung jawab Kristen Meneruskan nasihatnya dalam perikop terdahulu, penulis Amsal menegaskan ulang perbedaan orang benar dengan orang fasik. Orang benar bisa jatuh, tetapi ia pasti bangkit kembali karena kebenarannya adalah kekuatannya, dan pembelanya adalah Tuhan. Sebaliknya, orang fasik akan binasa karena tidak ada kebenaran padanya (ayat 19-20). Amsal mengingatkan kita untuk tidak mensyukuri kejatuhan musuh karena bukan kita melainkan Tuhan yang memiliki kedaulatan atas orang tersebut. Mensyukuri kejatuhan orang lain berarti merampas hak Tuhan. Itu juga berarti kita sama jahat dengan orang tersebut. Rangkaian pengajaran amsal sejak 22:17, ditutup dengan nasihat mendasar, "takut akan Tuhan." Hanya kali ini ditambah dengan takut akan raja. Ini menunjukkan Amsal mengaitkan nasihat-nasihatnya dengan sistem kerajaan Israel bahwa raja Israel adalah pilihan Tuhan sendiri. Siapa menghormati raja Israel berarti menghormati Tuhan. Ayat 23a adalah judul untuk memulai kumpulan singkat amsal-amsal orang bijak (ayat 23-34; lih. 22:17). Inti dari amsal-amsal ini sama dengan yang sebelumnya, yaitu nasihat untuk bersikap dan bertindak selaku orang benar. Orang benar akan senantiasa berlaku adil. Dia menyatakan dosa sebagai dosa, pada saat yang sama membela kebenaran. Perlakuan adil itu lahir bukan dari sikap membalas dendam (ayat 29), melainkan karena karakter adilnya sebagai anak Tuhan. Kumpulan amsal ini ditutup dengan nasihat agar orang benar tetap produktif dalam hidupnya, yakni bertindak aktif dalam menegakkan keadilan. Kemalasan hanya merugikan diri sendiri maupun orang lain yang menumpukan hidupnya pada orang benar. Kita berdosa bila melalaikan panggilan dan tanggung jawab untuk membangun masyarakat di sekeliling kita secara moral yang dilandaskan pada kebenaran firman Tuhan! Panggilan setiap orang Kristen adalah menjadi teladan serta pelopor keadilan sosial di tengah-tengah masyarakat. Jangan malas sehingga menjadi batu sandungan!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |