Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2005/11/12 |
|
Sabtu, 12 November 2005
|
|
Judul: Percaya walau tampak mustahil Seorang filsuf eksistensialis abad ke-19, S. A. Kierkegaard pernah mengomentari iman Abraham sebagai iman yang nekad kepada Allah yang tidak dapat diduga. Artinya, iman Abraham adalah kepasrahan kepada nasib. Kalau ternyata Allah jahat, berarti iman kepada-Nya adalah sia-sia. Iman Abraham bukan iman nekad. Iman Abraham adalah iman berdasarkan pengenalannya akan pribadi Allah dan pengalamannya akan kuasa-Nya. Abraham mengenal Allah sebagai Allah yang mengasihi dan memelihara dirinya beserta keluarganya. Ia juga telah melihat kuasa Allah yang membuat Sara mengandung dan melahirkan Ishak pada masa tuanya. Maka Abraham pun yakin akan janji Allah tentang Ishak sebagai pewarisnya pasti ditepati-Nya. Meskipun Ishak harus tetap dikurbankan, Allah akan membangkitkannya lagi (ayat 19; lihat ungkapan keyakinan Abraham di Kej. 22:5 "...sesudah itu kami kembali kepadamu"). Teladan iman Abraham itu diikuti oleh keturunannya. Kita melihat sikap iman yang ditunjukkan oleh mereka: Ishak ketika ia memberkati Yakub (Ibr. 11: 20-22, band. Kej. 27:27-29); Yakub ketika ia memberkati kedua anak Yusuf (Kej. 48:14-16); dan Yusuf menjelang kematiannya (Kej. 50:24-25). Teladan iman para bapak leluhur Israel ini menjadi pelajaran iman bagi umat Israel di kemudian hari. Umat Israel terus-menerus diingatkan bahwa Allah yang mereka sembah adalah Allah nenek moyang mereka, yang terbukti setia dan berkuasa. Maka mereka dituntut untuk memercayai-Nya sama seperti para leluhur mereka memercayai-Nya. Kita yang percaya kepada Kristus adalah keturunan-keturunan Abraham berdasarkan iman (Rm. 4:16). Oleh karena itu, kita pun harus meneladani iman Abraham dengan memercayai penuh kasih dan kuasa Allah. Janji-janji-Nya tidak pernah ditarik-Nya. Renungkan: Kenalilah Allah melalui firman-Nya dan alamilah kasih dan kuasa-Nya di dalam perjalanan hidup iman Anda.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |