Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/11/13 |
|
Minggu, 13 November 2016 (Minggu ke-27 sesudah Pentakosta)
|
|
Kebanyakan dari kita pasti mengamini bahwa doa yang dipanjatkan hampir semuanya berisi meminta pertolongan. Tak ada salahnya karena kalau tidak kepada Dia kepada siapa lagi kita harus meminta pertolongan? Karena itu, ada baiknya kita memahami dengan sungguh mengapa kita meminta pertolongan kepada Allah. Kepada Allah Daud berseru, "Sendengkanlah telinga-Mu, ya TUHAN, jawablah aku, sebab sengsara dan miskin aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu" (1-2). Alasan Daud meminta Allah mendengarkan doanya adalah karena dia mengakui kesengsaraan dan kemiskinannya. Daud sungguh merasakan bahwa dia memang sengsara dan miskin. Itu berarti permohonannya bukan untuk memenuhi keinginannya, tetapi merupakan kebutuhan utamanya. Kondisi Daud bagai telur di ujung tanduk (14). Berkait dengan nyawa, Daud sendiri memercayai bahwa hidup dan matinya adalah milik Allah. Alasan kedua Daud adalah dia mengakui sebagai orang yang dikasihi Allah. Daud tidak menyatakan diri sebagai orang yang mengasihi Allah. Dia menyadari bahwa dirinya dikasihi Allah. Banyak orang memohon kepada Allah, bahkan menuntut Allah mengabulkannya, karena merasa telah mengasihi Allah. Pada kenyataannya, ada perbedaan besar antara mengasihi dan dikasihi Allah. Permohonan Daud berdasarkan pada kasih Allah, bukan kasihnya kepada Allah. Alasan ketiga Daud: Allah menjawab Daud (7). Alasan ini begitu logis. Berseru karena percaya bahwa seruannya akan dijawab. Ini persoalan percaya kepada kepedulian Allah. Itu berarti percaya bahwa Allah telah menjawab sebelum kita mendoakannya. Alasan keempat Daud: "Tidak ada seperti Engkau di antara para allah, ya Tuhan, dan tidak ada seperti apa yang Kaubuat" (8). Inilah pengakuan iman Daud. Permohonan Daud ini berdasarkan pada Pribadi Allah. Inilah pengalaman iman Daud. Karena itu, Daud memohon pertolongan kepada Allah Pencipta semesta. Lalu, bagaimana dengan kita? [CC]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |