Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/11/14 |
|
Rabu, 14 November 2007
|
|
Judul : Bijak berbicara Salah satu isu sentral dalam kitab Amsal adalah penggunaan lidah. Lebih dari 150 kali, Amsal menyebutkan masalah penggunaan bibir, mulut, dan lidah. Ini memperlihatkan bahwa ketiga bagian tubuh tersebut mempunyai pengaruh penting dalam kehidupan manusia. Surat Yakobus menyatakan bahwa lidah adalah api dan dapat menodai seluruh tubuh (Yak. 3:6). Bagaimana bisa terjadi demikian? Fitnah dan pertengkaran yang dilontarkan lidah bagai kayu bakar bagi api unggun (ayat 20-21). Akan tetapi, api akan padam jika kayu habis. Maka pertengkaran pun akan terhindar jika orang menghindari gosip dan fitnah. Lalu bagaimana jika kita harus berargumen? Bukankah kadang kala pertengkaran muncul dari adu argumentasi? Memang kita tidak bisa selalu setuju dengan semua orang. Dan mungkin saja butuh argumentasi untuk mengemukakan kebenaran. Maka untuk itu kita perlu berpikir sebelum bicara. Tentu lebih baik menghindari pertengkaran yang tidak perlu terjadi. Ternyata tidak semua perkataan yang baik lahir dari maksud yang baik pula. Dari niat melindungi diri atau untuk keuntungan sendiri, orang berdusta dan bermulut licin (ayat 28). Misalnya melontarkan sanjungan dengan tujuan agar orang yang disanjung melakukan keinginan si pemberi sanjungan. Atau salesman dari produk yang tidak populer memaparkan kelebihan produk yang dijualnya secara bombastis, agar dibeli orang. Atau seorang politisi yang memperoleh banyak suara di dalam pemilu karena obral janji kepada rakyat. Atau pengajar sesat yang memakai bahasa yang indah untuk menyesatkan orang (Rm. 6:17-18). Kata-kata manis yang diucapkan dengan maksud buruk, bagaikan setetes racun di dalam sesendok madu. Maka seindah apa pun kata-kata, bila merupakan dusta, tetap saja merugikan orang (ayat 24-25). Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, hendaknya kita tidak berlaku demikian. Kristus adalah Kebenaran maka sebagai pengikut-Nya, kita pun harus berkata-kata dengan jujur dan berdasarkan kebenaran.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |