Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/11/15 |
|
Sabtu, 15 November 2014
|
|
Judul: Mendapat balasan setimpal Seperti Israel pernah ditertawakan para musuhnya, demikian Moab akan mengalaminya (26-27). Kesombongannya menyebabkan kehancurannya (29). Yeremia telah memulai khotbah penghukumannya dengan seruan "celakalah" (1), suatu ciri dari bentuk ratapan yang biasa dipakai dalam upacara penguburan seseorang. Moab akan mengalami sendiri, bukan hanya mereka ditertawakan oleh orang lain, orang lain akan menangisi mereka (31-33, 36-39), bahkan mereka sendiri pun menangis dalam perkabungan (34, lih. 37 bdk. 16:6). Seperti Yoyakhin, raja Yehuda, dipecahkan bagai tembikar, demikian juga Moab (22:28, 48:38; lihat juga pasal 18). Bagian terakhir dari khotbah ratapan ini (40-47) menggambarkan raja Babel seperti burung rajawali yang mengintai dari ketinggian, lalu menukik tajam untuk menangkap mangsanya. Moab mengalami apa yang dahulu Bileam, nabi mereka, telah nubuatkan buat mereka (45-46; Bil. 24:17). Bileam yang dahulu mereka bayar untuk mengutuki Israel, namun oleh kedaulatan Allah malah memberkati Israel dan mengutuki Moab (lihat kisah Bileam yang lengkap di Bilangan 22-24). Namun, di ujung berita penghukuman ini ada secercah sinar pengharapan bahwa Allah akan memulihkan kembali Moab (47). Karena dalam sejarah dunia, Moab akhirnya punah dari peradaban dunia maka kita bisa memahami ayat terakhir ini secara eskatologis yaitu, pemulihan dari segala bangsa pada saat Kristus datang ke dunia! Kecuali bertobat, semua orang akan mengalami penghukuman setimpal dengan dosanya. Syukur kepada Kristus, kematian-Nya yang menanggung dosa manusia telah menegakkan keadilan Allah. Sehingga, bangsa seperti Moab pun menerima janji pemulihan. Maka, jangan keraskan hati. Bertobatlah! Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |